Wednesday, 29 April 2020

Primitive Technology : Membuat Kompor Kayu Sederhana


Wednesday, 8 April 2020

Cara Dapatkan Listrik Gratis dan Diskon Listrik

Cara Dapatkan Listrik Gratis dan Diskon Listrik

Sunday, 20 October 2019

Budaya Mayam Aceh, BukanPengundang Bala

Sumber Gambar : Boombastis

"Besok mak akan menemui Taoke Ramli, mungkin ia sanggup untuk membeli tanah peninggalan almarhum ayahmu di 1gampoeng sebelah. Mak rasa itu cukup untuk menutupi mahar tiga puluh 2mayam. Biar engkau cepat-cepat bisa menyunting nak Lela", ungkap Cuda Munah di sela makan malam dengan anak lelaki semata wayangnya. Munzir yang mendengar ungkapan Cuda begitu terpukul. Tak rela hati ia menjual tanah warisan itu.
"Tidak usah mak menjualnya untukku. Akan ku usaha sendiri untuk menikah beserta dengan adat-adatnya yang berlaku. Andaikan mak tetap menjual petak tanah itu, tidak sudi saya sentuh rupiah itu untuk mahar". Munzir berbicara tegas. Api lampu teplok yang menerangi meja makan menari kesana kemari digoyangkan sendunya hembusan angin malam. Niat Cuda yang mulia itu sudah lama disarankan kepada Munzir, detik itu Cuda menyampaikan detik itu pula Munzir melarangnya.  
"Tapi 3neuk. Tiga puluh mayam itu bukan sedikit, harus ada yang dijual". Cuda mencoba menjelaskan sambil memamerkan senyum ikhlas. Tidak menunggu lama, Munzir langsung bersikap. "Tidak mak, saya bisa mencari tiga puluh mayam itu".
"Kapan akan selesai?" tanya Cuda seraya menatap lekat ke mata anaknya. "Aku tidak tahu mak. Kalau tiga puluh mayam itu sudah kudapat, akan segera kulepas hajat untuk melamar", Munzir mencoba meyakinkan dengan santun.
"Sanggup anak dara orang menunggu pencarian mu itu?" Kali ini suara Cuda cukup rendah dan keluar penuh dari dalam hati. Bola matanya ikut berbinar karena pantulan linangan dengan cahaya api teplok.
***
Sayup-sayup suara azan mulai bersahutan di 4meunasah-meunasah. Mata Munzir belum juga bersahabat untuk terlelap. Pikirannya kusut layak tumpukan jerami. Sebagai penawar hati, ditimbanya air di sumur belakang untuk berwudu dan menunaikan kewajiban dua rakaat menghadap kiblat di subuh itu.
Mentari masih malu enggan untuk menampak wujud, sedang Munzir sudah bersiap diri untuk pergi mendayung biduk. Mungkin ada rezeki yang dapat dijaring di lautan sana, harapnya. Cuda sudah cukup paham dengan suara engsel pintu yang mengerang subuh-subuh buta, itu pasti anak lelakinya hendak pergi mengais rezeki yang Ilahi tabur. Sedang Cuda terus larut dalam ratib-nya.
***
"Kenapa engkau kemari Lela? Akan jadi petaka besar jikalau Teuku mengetahuinya". Munzir terkejut berat melihat Lela duduk di atas pasir sebelah biduknya. Sedang pagi masih gelap. Wanita itu bangkit dan menatap Munzir. Ranting kering yang ia gunakan untuk menggores pasir tetap dipegangnya. Angin dingin pagi mendesir memainkan jilbab anak dara tuan Teuku.
"Hatiku tidak tenang Munzir. Malam tadi aku terus memikirkan engkau". Lela memasang senyum tiga senti. Tapih tetap saja ada sebaris kegundahan yang tersirat di wajah gadis 5Gampoeng Lameurameune ini. Sedang Munzir terus menatap laut yang terus mematahkan riak-riaknya ke atas bumi.
"Bang. Ampon Munawar akan meminta ku pada ayah untuk disandingkan dengan anaknya Teuku Karim.  Mak yang mengatakan itu padaku. Dan ayah Leman setuju dengan hal itu", sambung Lela. Betapa tercabiknya hati lelaki malang ini mendengar tutur Lela. Jiwanya bergemuruh mengalahkan amukan laut pagi itu. Tidak sampai hati ia membuat hati anak dara ini menunggu lama tanpa dilabuhkan akad suci.
"Apa yang membuat Teuku sekeras itu padaku? Apa karena tiga puluh mayam yang tak ujung kunyatakan?" Anggukan kecil diperlihatkan Lela seraya menunduk. Tak kuasa ia melihat wajah lelaki yang dicinta itu terpukul bertalu-talu jiwanya.
"Aku akan pergi Lela. Akan banyak ikan yang bisa kujaring di lautan sana. Tidak banyak lagi Lela, tidak. Kuusahakan untuk kugenap tuntaskan tiga puluh mayam itu."
Lela menggenggam tangan Munzir. Ia sudah tak paham itu bukan mahramnya. Laut seperti murka pagi ini. Perahu nelayan yang lain juga masih tertambat di pesisir sambil menahan terpaan gelombang yang menantang. Tidak ada yang berani mengundi nyawa di lautan sana. Sesudah hajat rindu dua insan itu terpenuhi, dilepasnya biduk dari labuh, Munzir mulai mendayung menerkam ombak pagi itu.
***
Ayat-ayat dibacakan berjamaah. Dalam hati Cuda hanya dua harapan dipanjatkan untuk-Nya. Munzir kembali dengan selamat atau takdir pemukul yang harus ditahannya; jasad anak lelaki yang pernah dikandung Cuda bisa disemayamkan bersebelahan dengan pusara suaminya. 6Pawang Laot sudah beberapa kali mengobrak-abrik lautan, tapi hasilnya nihil, sosok Munzir pemuda Gampong Lameurameune tidak jua diketemukan.
Sedang hati Lela jangan ditanya, entah berapa keping tercabik. Matanya mulai membengkak sebab terus mengeluarkan air duka. Seandai ia sanggup melarang Munzir berlayar subuh itu, mungkin tidak begini nasib yang harus ditelannya. Sudah tujuh hari semenjak khabar kehilangan itu dilapor, tidak jua ada tanda nyawa dan raga masih bersama atau sebaliknya.
Semenjak peristiwa itu, Lela mulai berandai-andai sendiri. Kalau ayah Leman tidak membebankan mahar berat itu kepada Bang Munzir mungkin ia masih hidup di sini. Kalau saja adat itu tidak dilahirkan di negeri ini? Aah, mungkin… Dara itu mulai mengusap perutnya yang kian merekah. Mungkin benih tak berakat ini tak tertanam di sini, lanjutnya. Tujuh bulan bukan hal mudah mengelabui Teuku Leman dan sanak kerabat. Semua orang mulai menggunjing cibir perihal siapa ayah dari cucu Teuku yang akan melihat dunia beberapa bulan lagi. Siapa yang akan mengazankan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri anak malang itu nanti.
Saban hari Teuku harus menundukkan wajah ketika pergi ke hari pekan. Sudah amis telinganya mendengar desas-desus penduduk. Ampon Munawar yang mengetahui perihal ini segera menarik lisan untuk menikahkan Karim dengan si Lela.
Seraya menyeka airmata, dara itu mulai tertawa terbahak-bahak sendiri di pojok kamar gelap. Rambutnya kusut, pasung yang pengunci kaki kirinya makin mempertegas kesuraman yang melanda dara malang satu ini. Sesekali pikirannya bernostalgia ke suasana subuh syahdu itu sebelum petaka. Ujung jemari hingga ubun-ubun kedua insan itu menggelegar nikmat tak karuan dalam dekap gelap. Ya, pertanda benih itu sudah tertanam dalam rahim Lela. Kotor sudah kesucian yang lelah dipapah, dan dipagar adat terhunus belati. Entah Iblis apa yang merasuki kedua anak manusia ini tatkala itu. Tidak, adat tidak sekejam itu pada manusia yang hendak berakat suci, ini bukan perlakuan adat, Laila berbicara sendiri. Laut telah divonis menerkam buah hatinya tujuh bulan berlalu. Dinding bilik kayu dipukul berkali-kali layaknya tembakan salvo atas kepergian Munzir. Sedang Cutpoe Intan larut dengan air mata bersama ratib memohon penawar untuk si dara.
Darussalam, 10 Oktober 2019

Kata Kunci :
1Kampung, desa
2Takaran emas dalam tradisi masyarakat Aceh
3Anak
4Surau
5Kampung
6Pawang Laut

Penulis : Muzammil (Abenk Bolang)

Thursday, 28 May 2015

KEKUATAN MATA TERHEBAT DALAM FILM NARUTO SHIPPUDEN

Friday, 27 February 2015

GERUND



GERUND
The gerund (/ˈdʒɛrənd/ or /ˈdʒɛrʌnd/) is a non-finite verb form that can function as a noun in Latin and English grammar. The English gerund ends in -ing (as in I enjoy playing basketball). The same verb form also serves as the English present participle (which has an adjectival or adverbial function) and as a pure verbal noun. Thus the -ing form in the English language can function as a noun, verb, adjective or sometimes adverb; in certain sentences the distinction can be arbitrary.
The gerund is the form that names the action of the verb (for instance, playing is the action of "to play"). In some cases, a noun ending in -ing sometimes serves as a gerund (as in I like building / I like building things, I like painting / I like painting pictures, and I like writing / I like writing novels), while at other times serving as a non-gerund indicating the product resulting from an action (as in I work in that building, That is a good painting, and Her writing is good). The latter case can often be distinguished by the presence of a determiner before the noun, such as that, a, or her in these examples.
The Latin gerund (gerundium) is a verb form which behaves similarly to a noun, although it can only appear in certain oblique cases. (It should not be confused with the Latin gerundive, which is similar in form, but has a passive, adjectival use.)
In relation to other languages, the term gerund may be applied to a form which has noun-like uses like the Latin and English gerunds, or in some cases to various other non-finite verb forms, such as adverbial participles.
Gerund comes from the Latin gerundium, which itself derives from the gerundive of the Latin verb gero, namely gerundus, meaning "(which is) to be carried out".
Gerunds in various languages
Meanings of the term gerund as used in relation to various languages are listed below.
As applied to Arabic, it refers to the verb's action noun, known as the masdar form (Arabic: المصدر). This form ends in a tanwin and is generally the equivalent of the -ing ending in English.
As applied to English, it refers to the -ing form of a verb when it is used, as a noun (for example, the verb reading in the sentence "I enjoy reading."). As applied to French, it refers either to the adverbial participle—also called the gerundive—or to the present adjectival participle.
As applied to German, Dutch, and the other continental West Germanic languages it refers to a neuter verbal noun that is identical or similar in form to the infinitive.
As applied to Hebrew, it refers either to the verb's action noun, or to the part of the infinitive following the infinitival prefix (also called the infinitival construct).
As applied to Italian, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called the gerundio, formed by appending -ando or -endo, to the verb stem, like how litigare becomes litigando and cadere becomes cadendo.
As applied to Japanese, it designates verb and verbals adjective forms in dictionary form paired with the referral particle no, which turns the verbal into a concept or property noun, or also can refer to the -te form of a verb.
As applied to Korean, it refers to the word ''('thing') modified by the adjective form of the verb.
As applied to Latin, its form is based on the participle ending, similarly to English. The –ns ending is replaced with -ndus, and the preceding ā or ē is shortened. However, the gerund is only ever seen in the accusative form (-ndum), genitive form (-ndi), dative form (-ndo) or ablative form (-ndo). (See Latin conjugation.) If the gerund is needed in the nominative form, the present infinitive is used instead.
As applied to Macedonian, it refers to the verb noun formed by adding the suffix -јќи (-jki) to the verb form, like in јаде (jade, he eats) — јадејќи (jadejki, while eating).
As applied to Persian, it refers to the verb's action noun, known as the ism-masdar form (Persian: اسم مصدر).
As applied to Portuguese, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called gerúndio.
As applied to Romanian, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called the gerunziu, formed by appending -ând or -ind, to the verb stem, like in cântând/fugind".
As applied to Spanish, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called in Spanish the gerundio.
As applied to Turkish, it refers to the Turkish verbal nouns formed by appending -ma or -me, depending on vowel harmony,( not to confuse with the negational -ma postfix.)
In other languages, it may refer to almost any non-finite verb form; however, it most often refers to an action noun, by analogy with its use as applied to English or Latin.
Gerunds in English
In English, the gerund is one of the uses of the form of the verb ending in -ing (for details of its formation and spelling, see English verbs). This same verb form has other uses besides the gerund: it can serve as a present participle (used adjectivally or adverbially), and as a pure verbal noun.
A gerund behaves as a verb within a clause (so that it may be modified by an adverb or have an object); but the resulting clause as a whole (sometimes consisting of only one word, the gerund itself) functions as a noun within the larger sentence.
For example, consider the sentence "Eating this cake is easy." Here the gerund is the verb eating, which takes an object this cake. The entire clause eating this cake is then used as a noun, which in this case serves as the subject of the larger sentence.
An item such as eating this cake in the foregoing example is an example of a non-finite verb phrase; however, because phrases of this type do not require a subject, it is also a complete clause. (Traditionally such an item would be referred to as a phrase, but in modern linguistics it has become common to call it a clause.) A gerund clause such as this is one of the types of non-finite clause.

Formation
A gerund has four forms — two for the active voice and two for the passive:
Active Passive
Present or Continuous Loving Being loved
Perfect Having loved  Having been loved
Examples of use
The following sentences illustrate some uses of gerund clauses, showing how such a clause serves as a noun within the larger sentence. In some cases the clause consists of just the gerund (although in many such cases the word could equally be analyzed as a pure verbal noun).
Swimming is fun. (gerund as subject of the sentence)
I like swimming. (gerund as direct object)
I never gave swimming all that much effort. (gerund as indirect object)
Eating biscuits in front of the television is one way to relax. (gerund phrase as subject)
Do you fancy going out? (gerund phrase as direct object)
On being elected president, he moved with his family to the capital. (gerund phrase as complement of a preposition)
Using gerunds of the appropriate auxiliary verbs, one can form gerund clauses that express perfect aspect and passive voice:

Being deceived can make someone feel angry. (passive)
Having read the book once before makes me more prepared. (perfect)
He is ashamed of having been gambling all night. (perfect progressive aspect)
For more detail on when it is appropriate to use a gerund, see Verb patterns with the gerund below, and also Uses of English verb forms: Gerund.
Distinction from other uses of the -ing form
Gerunds are distinguished grammatically from other uses of a verb's -ing form: the present participle (which is a non-finite verb form like the gerund, but is adjectival or adverbial in function), and the pure verbal noun or deverbal noun.
The distinction between gerund and present participle is illustrated in the following sentences:
John suggested asking Bill. (asking Bill is the object of the verb, i.e. a noun, so asking is a gerund)
I heard John asking Bill. (asking Bill is adjectival, describing John, so asking is a participle)
The distinction between the gerund and the pure verbal (deverbal) noun is that the gerund itself behaves as a verb, forming a verb phrase which is then used as a noun, whereas the pure noun does not in any way behave grammatically as a verb.[3] This is illustrated in the following examples:
I like playing football. (playing takes an object, so is a gerund)
Her playing of the Bach fugues was inspiring. (playing takes a prepositional phrase rather than an object; not a gerund)
For more details and examples of the distinctions introduced here, see -ing: uses.
Gerunds with a specified subject
A gerund cannot take a grammatical subject as a finite verb does. (The -ing verb form can take a subject in nominative absolute constructions such as The day being over, ..., but here it is a present participle rather than a gerund.) Normally the subject of the gerund is considered unspecified, or is understood to be the same as the subject of the main clause: in a sentence like "Meg likes eating apricots", the subject of eating is understood to be the same as the subject of the main clause, namely Meg – what Meg likes is a situation where she herself is eating apricots (see also raising verb). However in other cases it is necessary to specify explicitly who or what is to be understood as the subject of the gerund.
Many prescriptive grammarians prefer the subject of such a gerund to be expressed using the possessive form, since the gerund clause serves as a noun phrase. Hence:
We enjoyed their singing. (i.e. the singing that was done by them)
The cat's licking the cream was not generally appreciated. (i.e. the licking that was done by the cat)
We were delighted at Paul's being awarded the prize. (i.e. the awarding of the prize to Paul)
The above construction is common in formal English; however in informal English it is often more usual to use just the noun or noun phrase (in the objective case, in the case of personal pronouns) to indicate the subject, without any possessive marker.
We enjoyed them singing.
The cat licking the cream was not generally appreciated.
We were delighted at Paul being awarded the prize.
The above usage, though common, is criticized by some prescriptivists, since it apparently places two noun phrases (the agent and the gerund clause) together without any indication of their syntactic relation. It is compared with a superficially identical construction in which the -ing form is a present participle, and it is entirely appropriate for it to be preceded by a noun phrase, since the participial clause can be taken to qualify that noun phrase:
I saw the cat licking the cream. (i.e. I saw the cat, and the cat was licking the cream)
However others say that it is entirely acceptable to express the subject of the gerund with just the noun or the noun phrase in the nominative case or in the objective case, since the gerund is not a deverbal noun, but a verbal noun, i.e., a normal verb in a dependent noun clause.
The use of a non-possessive noun to precede a gerund is said to arise as a result of confusion with the above usage with a participle, and is thus sometimes called fused participle[4] or geriple.[5] This construction represents common informal usage with gerunds; however, if the prescriptive rule is followed, the difference between the two forms may be used to make a slight distinction in meaning:
The teacher's shouting startled the student. (shouting is a gerund, the shouting startled the student)
The teacher shouting startled the student. (shouting can be interpreted as a participle, qualifying the teacher; the teacher startled the student by shouting)
I don't like Jim's drinking wine. (I don't like the drinking)
I don't like Jim drinking wine. (I don't like Jim when he is drinking wine)
In some cases, particularly with a non-personal subject, the use of the possessive before a gerund may be considered redundant even in quite a formal register. For example, "There is no chance of the snow falling" (rather than the prescriptively correct "There is no chance of the snow's falling").

Verb patterns with the gerund
Verbs that are often followed by a gerund include admit, adore, anticipate, appreciate, avoid, carry on, consider, contemplate, delay, deny, describe, detest, dislike, enjoy, escape, fancy, feel, finish, give, hear, imagine, include, justify, listen to, mention, mind, miss, notice, observe, perceive, postpone, practice, quit, recall, report, resent, resume, risk, see, sense, sleep, stop, suggest, tolerate and watch. Additionally, prepositions are often followed by a gerund.
For example:
I will never quit smoking.
We postponed making any decision.
After two years of analyzing, we finally made a decision.
We heard whispering.
They denied having avoided me.
He talked me into coming to the party.
They frightened her out of voicing her opinion.
Verbs followed by a gerund or a to-infinitive
With little change in meaning
advise, recommend, forbid:
These are followed by a to-infinitive when there is an object as well, but by a gerund otherwise.
The police advised us not to enter the building, for a murder had occurred. (Us is the object of advised.)
The police advised against our entering the building. (Our is used for the gerund entering.)
consider, contemplate, recommend:
These verbs are followed by a to-infinitive only in the passive or with an object pronoun.
People consider her to be the best. – She is considered to be the best.
I am considering sleeping over, if you do not mind.
begin, continue, start; hate, like, love, prefer:
With would, the verbs hate, like, love, and prefer are usually followed by the to-infinitive.
I would like to work there. (more usual than working)
When talking about sports, there is usually a difference in meaning between the infinitive and gerund (see the next section).
With a change in meaning
like, love, prefer:
In some contexts, following these verbs with a to-infinitive when the subject of the first verb is the subject of the second verb provides more clarity than a gerund.
I like to box. (I enjoy doing it myself.)
I like boxing. (Either I enjoy watching it, I enjoy doing it myself, or the idea of boxing is otherwise appealing.)
I do not like gambling, but I do like to gamble."
dread, hate, cannot bear:
These verbs are followed by a to-infinitive when talking subjunctively (often when using to think), but by a gerund when talking about general dislikes.
I dread / hate to think what she will do.
I dread / hate seeing him.
I cannot bear to see you suffer like this. (You are suffering now.)
I cannot bear being pushed around in crowds. (I never like that.)
forget, remember:
When these have meanings that are used to talk about the future from the given time, the to-infinitive is used, but when looking back in time, the gerund.
She forgot to tell me her plans. (She did not tell me, although she should have.)
She forgot telling me her plans. (She told me, but then forgot having done so.)
I remembered to go to work. (I remembered that I needed to go to work.)
I remembered going to work. (I remembered that I went to work.)
go on:
After winning the semi-finals, he went on to play in the finals. (He completed the semi-finals and later played in the finals.)
He went on giggling, not having noticed the teacher enter. (He continued doing so.)
mean:
I did not mean to scare you off. (I did not intend to scare you off.)
Taking a new JOB in the city meant leaving behind her familiar surroundings. (If she took the JOB, she would have to leave behind her familiar surroundings.)

regret:
We regret to inform you that you have failed your exam. (polite or formal form of apology)
I very much regret saying what I said. (I wish that I had not said that.)
try:
When a to-infinitive is used, the subject is shown to make an effort at something, attempt or endeavor to do something. If a gerund is used, the subject is shown to attempt to do something in testing to see what might happen.
Please try to remember to post my letter.
I have tried being stern, but to no avail.
stop, quit:
When the infinitive is used after 'stop' or 'quit', it means that the subject stops one activity and starts the activity indicated by the infinitive. If the gerund is used, it means that the subject stops the activity indicated by the gerund.
She stopped to smell the flowers.
She stopped smelling the flowers.
Or more concisely:
She stopped walking to smell the flowers.
He quit working there to travel abroad.
Borrowings of English gerunds in other languages
English verb forms ending in -ing are sometimes borrowed into other languages. In some cases they become pseudo-anglicisms, taking on new meanings or uses which are not found in English. For instance, camping means "campsite" in many languages, while parking often means a car park. For more details and examples, see -ing words in other languages.

In popular culture
In the Molesworth books by Geoffrey Willans and Ronald Searle, Searle included a series of cartoons on the "private life of the gerund",[6] intended to parody the linguistic snobbery of Latin teachers' striving after strict grammatical correctness and the difficulty experienced by students in comprehending the construction.

Owen Johnson's "Lawrenceville Stories" feature a Latin teacher who constantly demands that his students determine whether a given word is a gerund or a gerundive.
In an episode of Dan Vs., "The Ninja", after Dan's milk carton exploded from the ninja's shuriken, a teenager said to Dan "Drinking problem much?" and Dan complained that the sentence had no verb, just a gerund.[citation needed]
In Alan Bennett's play, 'The History Boys', Dakin, when flirting with Irwin, states that 'your sucking me off' is a gerund and 'would please Hector'.















References
 "Merriam-Websterdefinition". WordNet 1.7.1. Retrieved 2014-03-19. A noun formed from a verb (such as the '-ing' form of an English verb when used as a noun).
 F T Wood, 1961, "NESFIELD'S ENGLISH GRAMMAR, COMPOSITION AND USAGE, MACMILLAN AND COMPANY LTD., p 78 "
 Re: Post Hey man, I gots ta know (Gerund versus gerundive), Phil White, Mon August 7, 2006 1:35 pm
H.W. Fowler, A Dictionary of Modern English Usage, 1926
Penguin guide to plain English, Harry Blamires (Penguin Books Ltd., 2000) ISBN 978-0-14-051430-8 pp.144-146

"The Private Life of the Gerund". Molesworth.;

cara mempercepat IDM

Increases IDM downloading speed


Jika Anda adalah seorang pecandu internet dan komputer, maka Anda harus tahu apa yang IDM (Internet Download Manager). Ini adalah aplikasi utilitas yang membantu kita untuk men-download beberapa file pada satu waktu dengan kecepatan yang lebih baik dan digunakan oleh jutaan pengguna internet di seluruh dunia selama. Ada begitu banyak download manager yang tersedia di pasar tetapi masih IDM adalah download manager terbaik di antara mereka. Hal ini terkenal karena kecepatan download-nya bahkan dalam koneksi internet yang lambat dan juga kita dapat men-download file torrent menggunakan IDM. Tetapi beberapa kali banyak pengguna yang tidak puas dengan kecepatan download saat ini IDM dan mereka ingin mempercepat kecepatan idm Download.

Jika Anda mendapatkan masalah kecepatan download idm yang lambat dan inin mencari solus,i maka Anda berada di tempat yang tepat karena hari ini di artikel ini kita akan berbagi beberapa trik dan tweak untuk memaksimalkan kecepatan download IDM.

MEMAKSIMALKAN KECEPATAN KONEKSI INTERNET KITA

IDM bisa mempercepat download karena memaksimalkan kecepatan koneksi internet kita sekaligus memaksimalkan jumlah koneksi yang bisa kita lakukan ke server tempat file tersimpan. Hal pertama yang mau kita optimasi disini adalah kecepatan koneksi internet kita.
Supaya kecepatan download IDM meningkat, maka kita harus memaksa supaya IDM menggunakan semua kecepatan koneksi internet kita untuk melakukan proses download. Semuanya! Dengan begitu maka proses download di IDM bakal berlangsung dengan lebih cepat.
Pada umumnya tidak semua file di internet seperti musik, foto, video, dokumen, maupun file lainnya dapat didownload secara cepat. Salah satu faktor penyebabnya yakni koneksi, apabila koneksi anda memang lambat maka menggunakan software apapun tetap sama hasilnya. Hanya saja salah satu kelebihan dari software download manager yakni dapat melanjutkan proses download yang gagal. Selain itu ukuran file yang akan didownload juga mempengaruhi. Nah disilah salah satu fungsi IDM yang akan anda rasakan, yakni dapat mempercepat download meskipun file berukuran besar.

Namun jika anda menggunakan koneksi modem dengan kecepatan sedang maka biasanya IDM akan mengatur kecepatan download anda pada level low speed atau medium speed saja. Jadi, bagi anda yang sudah menggunakan IDM namun tetap lambat saat mendownload file, bisa jadi itu disebabkan karena pengaturan kecepatan koneksi di IDM anda masih low atau medium. Berikut ini saya berikan beberapa langkah cara mempercepat IDM dengan mudah dan hasilnya terbukti efektif.

MELAKUKAN SETINGAN IDM
1. Buka IDM di komputer anda, (disini saya menggunakan IDM v.6.19 build 9).
2. Setelah itu pilih menu Download > Opsi. (Gambar 1.1)
Gambar 1.1

3. Pilih tab Koneksi/Connection > pilih Jenis/Kecepatan Koneksi > pilih High Speed > klik Ok. (Gambar 1.2)
Gambar 1.2

4. Pilih menu Download > Pembatas Kecepatan > Hidupkan. Kemudian pilih lagi menu Download > Pembatas Kecepatan > Pengaturan. (Gambar 1.3)
Gambar 1.3

5. Selanjutkan ubah nilai kecepatan download. Pada gambar dibawah saya menuliskan 20000, anda dapat menuliskan sesuai keinginan. Lalu klik Ok.(Gambar 1.4)
Gambar 1.4

Harap dibaca :
  1. Saya memakai IDM v.6.19, perbedaan cara bisa saja terjadi apabila beda versi.
  2. Pada tutorial diatas, IDM saya atur kedalam bahasa Indonesia.

DENGAN MENGGUNAKAN REGEDIT

Beberapa langkah di bawah ini :
1. buka program run lewat cara tekan Tombol windows+R lantas isikan regedit click ok, 1x1.trans 4 Cara Mempercepat IDM Menjadi Super Cepat
2. tentukan HKEY_CURENT_USER—Software—Download Manager
1x1.trans 4 Cara Mempercepat IDM Menjadi Super Cepat
3. saksikan tab kanan cari—Conection Speed
1x1.trans 4 Cara Mempercepat IDM Menjadi Super Cepat
4. lantas click kanan tentukan modify
5. isikan dengan angka 99999999
1x1.trans 4 Cara Mempercepat IDM Menjadi Super Cepat
6. lantas click ok serta exit dari Registry editor

MENGGUNAKAN SOFWARE

  • Silahkan Download IDM OPTIMASION dengan cara free serta Legal Disini
  • Setelah itu anda instal programnya serta lakukan
  • Lantas click OptimizeIDM!
DEMIKIANLAH YANG DAPAT SAYA INFORMASIKAN
 thanks to : 1. mothlytech.com 2. kupulan-terbaru.com 3.it-newbie.com

Thursday, 26 February 2015

penyebab dan cara mengatsi isomnia

Pada kesempatan ini saya akan menulis artikel mengenai penyebab dan cara mengatasi insomnia untuk anda sahabat
Pada kesempatan ini saya akan menulis artikel mengenai penyebab dan cara mengatasi insomnia untuk anda sahabat BOS Jika anda mengalami susah untuk tidur pada jam-jam normal itu merupakan gejala insomnia.

Penyebab Insomnia

Insomnia biasanya disebabkan oleh faktor psikologis, namun faktor-faktor lain seperti terlalu sering begadang, stres karena pekerjaan, sebelum tidur terlalu banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein tinggi serta ganguan kesehatan yang lainnya juga bisa mengakibatkan insomnia.

Cara Mengatasi Insomnia

Ada beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk mengatasi insomia adalah sebagai berikut ini:
  1. Sebaiknya anda menjauhkan gadget dari tempat tidur. Membawa gadget ke tempat tidur merupakan salah satu kebiasaan buruk masyarakat modern saat ini karena gadget bisa membuat anda tidak fokus untuk istirahat. Gadget tidak hanya mengganggu tidur, tetapi juga dapat menggangu organ kita yang lainnya seperti seperti otak dan dapat menurunkan fungsi organ-organ seksual karena radiasi yang dihasilkan oleh telpon genggam ataupun gadget lainnya.
  2. Konsumsilah makanan yang mengandung potasium dan magnesium tinggi seperti pisang dan kacang almond. Buah pisang mempunyai kandungan triptofan yang bisa membuat anda lebih cepat tidur dan tidur nyenyak karena hormon otak anda lebih tenang.
  3. Hindari bergadang dan tidurlah secara teratur. Terlalu sering tidur larut malam (bergadang) dan jadwal tidur yang tidak teratur bisa membuat anda kesulitan untuk tidur di malam hari. Selain itu, hindari juga tidur siang bila anda ingin mendapatkan durasi tidur yang lebih lama di malam hari.
  4. Terapi musik menggunakan brainwave merupakan cara keempat yang bisa anda praktekan. Brainwave atau sering dikenal dengan musik beta gelombang otak bisa membantu anda untuk merasa rileks sehingga akan mudah untuk tidur karena Brainwave merupakan alunan musik yang dibuat khusus agar otak kita dalam kondisi alpha dan theta yang membuat kita merasa rileks tadi.  Anda dapat mendownload versi gratis dari musik-musik Brainwave ini dari internet atau membeli brainwave yang premium secara online.
  5. Lakukan Meditasi dan latihan pernafasan. Meditasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk relaksasi dan sudah dikenal sejak dulu. Meditasi merupakan latihan untuk melupakan semua permasalahan hidup, sehingga dalam pikiran anda hanya berfokus pada satu titik, dengan begitu anda akan mempunyai pikiran yang jernih sehingga anda bisa mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
Semoga cara mengatasi insomnia diatas berguna dan bermanfaat buat anda. Baca juga dan tolong bantu bagikan ke Google Plus, Twitter dan Facebook. Terima kasih!!!.

contoh pengalam pertama ngampus


Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh
            Nama saya Rozahyanti,,, tapi temen-temen saya sering memanggil saya roza ,gimana ,,, keren namanya kan hehehehe,
            Saya tinggal dan lahir di matangkuli,, boleh di bilang saya asli putri matangkuli,,,, saya lahir pada tahun 1995 tanggal 16 agustus, di matangkuli saya tinggal di Gampong Mee,yang terletak di pinggiran kota Kecamatan Matangkuli,, dan saya ini merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara
            Saya pertama masuk bangku sekolah dasar itu di SD 1 Matangkuli yang merupakan sekolah unggulan di kecamatan matangkuli,walaupun sekolah dasar saya di sekolah unggulan,tapi sayangnya otak saya ini tidak lebih unggul dari sekolahnya boleh di bilang saya merasa,saya lah yang paling bodoh ,,,bahkan pada saat saya kelas lima saya pernah tuh dapat peringkat 3 , kalian percaya orang paling bodoh di sekolah ,tapi dapat peringkat 3  ? hehehehe,ya tapi itulah keyataan nya saya berhasil mendapatkan peringkat ke 3 djika kita hitung dari angka 32 sampai angka 1,,,, hehehehhe, memalukan sekali ya !
            Tapi yang terpenting saya dapat lulus dari sekolah itu , pada saat itu orang tua saya menginginkan saya untuk melanjukan sekolah menengah pertama di SMP Matangkuli,tapi saya menolaknya,kenapa ? karna saya sadar Saya bukan orang pinter ,saya juga tau di SMP pasti Lebih berat lagi saingannya,jadi saya lebih memilih di Pesantren terpadu,pertamanya saya merasa tidak yakin untuk melanjutkan ke Pesantren tapi akhir nya saya bisa bertahan sampai enam tahun di pesantren ,
            Banyak perubahan yang saya dapatkan saat di pesantren, dari saya merasa lebih pinter dari sebelumnya hehehehe,juga saya sudah bisa merubah pola pikir saya,saya bisa lebih percaya diri, dan yakin bahwa saya itu bisa
            Dan setelah tamat dari situ saya di perintahkan oleh orangtua saya untuk melanjutkan kulih,,,waduhhhh,saya pikir ini merupakan penambahan beban untuk saya,tapi saya bisa lebih optimis saat teman-teman seperjuangan saya juga melanjutkan kuliah,,,,saya sadar saya ini bukan orang kaya,ayah saya Cuma seorang petani,tapi dalam tekad saya yang kuat saya tetap iiinbgin  melanjutkan kuliah
            Suatu hari saat itu saya sedang jalan-jalan dengan teman saya,sekedar mencari angin sore,yang mereka-mereka billang sih,kalau kita sering jalan sore-sore itu buat kita awet muda ,,masak iyaa ,,,,,
            Nah, kita lanjutkan cerita saya,,saat itu saya melihat sepandunk yang di ikat di antara dua tiang listrik,dan di spanduk itu tertulis bahwa STAIN malikussaleh lhokseumawe telah membuka penerimaan mahasiswa baru,saya tertarik sekali,apa lagi di kampus itu ada jurusan-jurusan favorit saya,harga daftar nya pun lebih murah,tapi saya blum tau dimana kampus itu
            Lalu, setibanya saya di rumah saya memikirkan apa yang saya lihat di spanduk tadi,antara keyakina dan ketidak percayaan ,saya yakin banget untuk lanjut kuliah,tapi saya tidak percaya kalo saya mampu kuliah dengan keadaan keluarga sekarang,jangankan untuk kuliah,makan pun kadang kami susah,
            Abang ke 2 yang bernama Zulkarnaini,tapi saya sering memanggilnya dengan sebutan ,bg jun, dia itu mempunyai pekerjaan yang bisa kita bilang ada pengahasilan yang mencukupi,dan dia juga belum mempunyai istri,berbeda  dengan abg pertama saya,walaupun dia punya gaji yang banyak,saya bisa mengerti bahwa dia juga harus menafkahi keluarganya,,,,,
            Jadi, saya pun mencoba menceritakan keinginan saya untuk kuliah pada abang kedua saya,,,, dan seperti mimpi,,abang saya memberi izin saya kuliah dan semua beban kuliah akan du tanggung oleh dia, saya sangat sena sekali hingga saya memeluk-meluk abang saya waktu itu,,,
            Keluarga kami semuanya itu tidak pernah merasakan bangku kuliah,Cuma saya satu-satunya anak dalam keluarga ini yang mendapat kesempatan untuk kuliah ,jadi saya tidak ingin menyia-nyiakannya,apalagi orang tua saya yang sudah tua,dan idak mampu untuk menguliahkan saya
            Pada saat pendaftaran dibuka,saya pergi ke Bank Mandiri Untuk mengambil Formulir pendaftarannya ,saya pergi dengan abang saya yang membiayai kuliah saya , biaya masuk pertama tidak terlalu mahal di bandingkan dengan sekolah tinggi lainnya,saya hanya membayar Rp  150.000,- dan di situ saya di beri ID dan Password,awalnya saya tidak mengerti apa itu ID dan Password, hehehehe hinngga temen saya menceritakan bahwa ini merupakan Id untuk kita mendaftar secara online,,,, waahhh, ini gawat ID saja saya  tidak tau gimana saya harus online ,komputer saja saya tidak punya ,terasa malu untuk bertanya lagi, saat itu saya langsung pulang dengan membawa selembar kertas yang tertulis ID ,Password apalah itu saya pun ngga tau,,,,,
            Jadi saya pun mencoba pergi ke salah satu warnet yang ada di dekat rumah saya,tapi saya ragu sebelumnya,apa jadinya kalau saya membuka komputer di warnet ,jangankan mau online ,menghidupkannya saja saya tidak tau gimana caranya,dan akhirnya saya mencoba menyuruh mendaftarkanya pada operator di warnet, maluu banget,,,,, apalagi saat si abang operator menyakan pada saya kenapa saya tidak mendaftar sendiri,hampir saja saya tidak tau mau jawab apa,hingga saya jawab saja dengan nada sombong ,kalau saya nga mau repot hehehehe,aneh sich alasannya,tapi yaaa,untuk menutupi malu,saya rasa alasan itu cukup,hehehehehe
            Abang warnet pun bertanya saya mau ambil jrusan apa di STAIN,pas saya liat ,serasa saya ingin masuk di semua jurusan itu,tapi sanyangnya itu Cuma mimpinhehehehe, jadi akhirnya say memilih jurusan KPI sebagai pilihan pertama, EKIS pilihan ke 2,saya tidak ambil pilihan ke 3 karna saya yakin saya pasti lewat,hehehehe
            Di situ saya langsung mendapatkan kartu untuk mengikuti ujian lisannya ,dan pada kartu itu juga sudah di tulis jadwal dan daftar ujiannya,,ketika melihat daftar ujiannya saya pun bingung dan agak meras aneh gitu di karnakan saya tidak pernah dengar nama-nama itu,,maklum saya dulu di dayah Cuma bisanya menghafal saja,ehhehehehe
            Hari pertama pun tiba, detak jantungpun bertambah kencang di dalam perjalanan ,saat itu saya di antar oleh abang saya ,saya takut terlambat,saya menyuruh abang saya untuk mempercepat laju kretanya,tiba di Kampus pun ,saya seakan melompat dari kreta, begitu buru-buru nya,, saya langsug mencari ruangan ujian saya,saya mutar-mutar dari gedung ke gedung ,,,,
            30 menit pun berlalu,,,,saya belum bmenemukan ruangan ujuan saya ,saya hapir sedih dan putus asa ,,hingga ada seorang satpam yang melihat saya mutar-mutar ngga tentu ,hingga satpam itu menghampiri saya ,dan menanyakan ada apa,saya bilang saya sudah pusing mutar-mutar mencari ruanga,, ternyata oh ternyata ruangan ujian saya tidak jauh dari tempat saya istrahat tadi ,satpam itu pun menertawakan saya,sambil menutup rasa malu saya langsung memasuki ruangan ujian,
            Di dalam sudah banyak peserta ujian yang sudah duluan masuk,dan hanya tinggal satu bangku kosong di pojok,di situ tertulis nomor ujian say,dan mungkin itu merupakan ,tanpa ragu saya langsung duduk di kursi itu,saya lansung di beri kertas ujian dan kertas jawaban oleh pengwas yang wajahnya agak serem gitu ,mungkin kesempatan saya untuk melakukan kebiasaan mencotek itu harus saya sembunyikan, waktu pun tinggal 40 menit untuk mengisi kertas ujian,mungkin bukan waktu yang cukup untuk mengisi 60 soal,apa lagi saya pun belum pernah belajar ,keringat pun membasahi baju saya ,di karnakan rasa takut dan gemeteran takut tidak bisa menjawab soal, tapi beruntungnya ,bangku saya paling belakan dan dekat dengan peserta lainnya,. Tanpa sepengetahuannya saya menjiplak jawaban nya,sampai waktunya habis saya mampu mengisi semua jawaban itu, kalau orang tau,dia pasti berfikir saya ini pinter, Padahal sebenarnya saya pinter menyontek,hehehehe tapi itulah saya wanita lugu dan penuh pesona
            Begitu 3 hari setrusnya kebiasaan itu saya lalui sampai ujian lisan itu berlalu, dan tinggal menunggu pengumumannya,dan saya yakin saya pasti lulus, Bagaimana tidak peserta yang saya contek jawabanya itu saya yakin dia itu orangya pintar,keliatan dari penampilannya yang agak mirip kutu buku gitu,dengan gaya pakek kaca mata tebal dan behel di giginya yang mengingatkan saya sama bentuk  betty la peya yang orang bilang Beti kepala peyang ,,,hahahaha
            Di hari pengumumannya saya tidak datang untuk melihat sendiri, kebetulan kawan yang satu kampung dengan saya ada yang ngetes di STAIN juga,jadi saya pikir saya tidak perlu repot,jadi saya hanya mengamanahkan untuk melihat hasil pengumumannya,dengan haya memberi nomor ujian saya,,,,
            Saat dia sudah mulai bernagkat ke kampus saya pun gelisah dan takut akan hasil pengumumannya itu tidak memuaskan,,,,, saat sore hari itu saya duduk di depan rumah dan saya lihat,kawan saya itu pulang ,sepertinya dia sudah melihat pengumumannya,saya ngga sabarlagi untuk menanyakan hasil ujian saya,saya langsung ke rumah dia,apalagi rumah dia ngga terlalu jauh dari rumah saya,,,,
            Tiba di rumah dia,dia pun belum sempat ganti baju,saya langsung menanyakan gimana hasil ujiannya, dan saya seakan terpuruk dan ingin pingsan saat dia mengatakan bahwa nama saya tidak ada di daftar pengumuman hasil ujiannya. Tapi saya masih ragu dan ngga yakin kalo dia bilang saya ini tidak lulus saya pulang ke rumah dengan hati sedih dan kecewa. Di fikiran masih ada keraguan atas apa yang di bilang oleh kawan saya itu , saya hampir putus asa,makan ngga enak ,tidurpun tak nyenyak di karnakan kesedihan yang amad dalam,bagai mana tidak di saat kesempatan yang sangat besar ada di hadapat saya untuk kuliah tapi saya tidak bisa mendapat kesempatan itu.
            Besok pagi nya saya meminta abang saya untuk mengantarkan saya ke Kampus untuk melihat sendiri hasil pengumumannya karna di pikiran saya masih ngga yakin apa yang di bilang oleh kawan saya. Setibanya di kampus saya mencari-cari pengumanya di semua dinding ,tapi sudah semua dinding saya cek tapi tak ada kertas yang tertempel yang tertulis pengumumannya, di situ kesedihan dan kebimbangan lagi – lagi menghampiri saya ,hingga saya pun mengadu ke abang saya yang menunggu saya di parkiran, abang yang menurut saya sangat baik yang sudah mau menememani dan membiayayi saya untuk kuliah . abang saya pun kasihan melihat kegundahan saya, .dia pun datang menghampiri akademik dan menyakan hasil pengumuman ujian , jadi di situ abng saya mengobrol dengan dosen yang ada di akademik itu . Dan dosen itu memperlihatkan hasil ujian lisan kemaren. Hatipun saya sudah mulai tenang ,walaupun nama saya belum muncul, rasa deg degan pun terus menghampiri saya,jari telunjuk saya saya turunkan di atas kertas pengumuman itu ,mulai dari kertas pertama ,sampai kertas kedua, dan pada saat itu jari saya terhenti di kolom yang tertuliskan nomor ujian saya, dan di situ juga tertulis nama Rauzatulljannah, Saya belum yakin,kalau itu nama saya,tapi saya mengulang membacanya. Danternyata itu memang nama saya,dengan rasa bangga dan gembira saya menggenggam kertas pengumuman itu,dan dalam hati saya ada kebencian sama kawan saya yang satu kampung itu ,karna dia udah membohi saya dan membuat saya kecewa, . Tapi sebagai orang yang baik saya tidak menyimpan rasa dendam ,saya anggap saja penglihatan dia berkurangmungkin ketika melihat hasil ujianya
            Tapi saya tidak boleh senang dulu,karna ini baru ujian pertama ,masih ada ujian tes ngaji, tapi bagi saya lulusan dayah itu bukan sesuatu yang sulit, bahkan saya bisa menghafal 2 juz Al- Quran ,hehehehe bukan maksud pamer ,tapi itulah kenyataannya hehehehe
            Pulang dari melihat pengumuman itu saya langsung pegang Al- Qur’an dan mencoba melatih bacaan Al-Quran saya, Maklum setelah tamat dari dayah ,Sudah 5 bulan saya tidak pernah pegang al- Quran lagi,maklum sebagai wanita kari saya sibuk membantu ibu bekerja di rumah hehehehe
            Pada hari tes ujian baca Al-Quran ,hari itu abang saya tidak bisa mengantarkan saya, Saya bingung lagi mau pergi gimana,, kereta pun saya tak punya,saat itu saya buka kontak hp dan saya mencaari nomor hp yang bernama my honey,,,,hehehehehe,saya minta bantu sama dia untuk mengantar saya ke kampus, Sebenarnya sih,kalau dia ngga mau ngga papa juga sich,lagian saya tidak terlal suka untuk jalan bareng sama cowok,apa lagi saya lulusan dari pesantren ,apa kata tetangga nantinya,tapi apa bole buat yaa, kalo saya ngga pergi sama dia ngga ada jalan lain, . Dan dia juga bersedia mengantarkan saya ke kampus,, persaan saya pun lega ,,,,
            Saat tiba disana ,saya merasa seakan sedang berada di sebuah acara pameran ,segitu banyaknya orang yang mengantri untuk mengitkuti tes tersebut, saya menunggu selam 4 jam ,mulai dari jam 8 saya tiba di kampus ,saya baru di panggil jam 12, cowok saya pun sudah merepet menunngu saya ,saya pun tidak mau mendengar ocehannya saya menyurunya untuk pulang duluan, dan saya akan pulang dengan kawan saya yang saatu kampung dengan saya itu,kebetulanpun dia mengajak saya untuk pulang bareng
            Seetelah ujian itu saya di haruskan membayar SPP pertama ,dan membayar uang akomodasi, secara keseluruhan saya hitung-hitung saya  harus mengeluarkan biaya sekitar 1,5jt , jumblah itu sangat terasa berat kalau saya minta sama orang tua sayaa,saya melaporkannya sama abang saya, kebetulan abang saya pun punya simpan, dan akhirnya saya pun bisa kuliah
            Setelah membayar semua itu , adalagi yang namanya OPAK,apa itu ? saya tidak pernah mendengarnta ,itupun saya mendengar dari bibir teman saya,bahwa peserta-peserta yang sudah lulus harus mengikutu OPAK. Padahal saya sudah senag banget dengan kelulusan tapi ada lagi hal yang membuat saya susah dan frustrasi apa lagi saat OPAK itu kami harus membaya perlengkapan yang ngga jelas ,bayangkan saja ,di situ kami harus bawak karung yang di jadikan sebagai tas, tudung sebagai topi ,dasi hitam , seragam putih,rok hitam ,pitah,, aduh ,,,, semua ini hampir membuat saya tidak ingin kuliah,,, tapi berkat dorongan dari keluarga saya,saya tetap semangat dan segera melengkapi perlengkapan tersebut ,semua orang di keluarga saya saat itu sibuk saat harus mencari perlengkapan opak untuk saya ,sedih banget saat melihat usaha mereka untuk saya,saya buakn hanya di biayai ,tapi say di bantu abis-abisan oleh keluaga saya ,mereka seakan tidak peduli apapun ,mereka hanya tau ,kalau saya ini harus tetap kuliah apapun cara nya, di situ saya berjanji di hati saya kalau saya kuliah nanti saya tidak akan menyianyiakan nya,dan saya akan buat keluaga saya bangga
            Hari OPAK pun tiba, opak di mulai jam 7 tapi saya jam 7 kurang 15 sudah ada di kampus bagai mana tidak dengan jarak matangkuli ke buket rata itu memutukan waktu 30 menit, saat itu saya berangkat dari rumah jam 6 ,mungkin itu hal biasa bagi saya,karna pengalaman saya saat di pesantren itu ,saya bahkan bangun jam 4 pagi, saya tidak perlu bingung lagi sama perlengkapannya karna saya sudah menyiapkannya pada malam hari, Tapi banyak peserta, yang terlambat mereka di hukum oleh kakak-kakak MENWA , sunggung kasihan melihat mereka di hukum seperti itu,apa lagi mereka di bentak-bentak ,bahkan ada yang menangis dan di suruh pulang, saya sangat takut waktu itu,dan saya tidak bisa membayangkan ,bagaimana kalau saya yang ada di posisi itu, untung saja saya tidak terlambat,
            Dan saat acara di mulai kami semua yang sudh hadir di kumpulkan di bawah tenda dan menghadap ke sebuah panggung yang di situ ada abang-abang leting dan dosen-dosen yang memberi pencerahan dan pengenalan terhadap kampus, kami di suruh meringkas sema yang di bicarakan oleh pemateri di depan,. Semua berjalan tertib, kami juga tidak di perblehkan berbicara di dalam kelompok. Ada seorang peserta yang di hukum karna dia berbicara di dalam kelompok , dia di hukum di surus naik atas panggung dan di suruh berpidato, tapi dia ngga mau ,hingga dia di suruh push up di atas panggung, saya bisa bayangkan gimana rasanya kalau saya ada di posisi dia, mungkin saya sudah dari tadi nangis dan minta pulang apa lagi di tambah dengan bentakan dari kaka menwa, kami merasa seakan kami berada di jaman masa lalu ketika konflik,tapi saya yakin inin merupakan sebuah ujian untuk memperkuat mental dan kesriusan kami sekolah di stain ,
            Setelah beberapa pemateri menjelaskan pemaparannya, hingga tiba jam makan siang, saat itu kami di surung buat barisan untuk shalat zuhur di masjid ,saya belum pernah merasakan hal seperti ini sebelum nya,sunnguh sanagt menyedikan,,, tapi saya masih tetap bertahan ,karna masih ada 2 hari lagi sebelum acara OPAK ini berakhir. Setelah kami shalat kami di arahkan untuk kembali ketenda barisan pun di buat agar kami tetap tertib , sampai di tenda kami di beri makan siang ,kami di suruh makan di atas lantai yang beralaskan karung yang kami bawah ,sungga saya tidak mau mengulang hal ini lai kalo memang sekarang saya harus mengikutu OPAK yang ke 2
            Kami di pulankan jam 5 ,dan saat itu kami di beri tugas lagi yaitu dengan membawa kentang,cabe,ketumbar, apa laah itu sungguh buat semua ini teras bosan ,apalagi saya harus pulang sore-sore , di situ saya harus mencari semua tugas itu malam hari, saya merepet sendiri dalam hati ke pada kaka-kaka panitia yang menyuruh tugas ini sampai di rumah,tidak tunggu lama lagi saya harus mencari semua perlengkapan itu ,apa lagi yang di suruh cari itu sayur, ngga mungkin banget ada orang jualan sayur pada malam hari,di rumah saya pun ngga ada persediaan iu, hampir frustasi lagi,,,,, jadi hingga akhirnya saya pergi ke rumah kawan saya dan kebetulan banget dia ada persdiaan lebih, senang banget rasa nya,kewajiban saya sudah terpenuhi
            Dan keesokan harinya saya pun agak terlambat, di karnakan saat prjalanan kreta yang saya tumpangi dengan abang saya itu bocor, abang saya mendorong kreta itu sendirian saya mengikuti a dari belakang dengan penampilan seprti orang gila,apa lahi saya harus berjalan di pinggiran jalan raya yang banyak di lintasi orang-orang yang mau ke kampu, sungguh sesuatu kenangan yang memalukam
            Pada saat saya dan abang saya mendorong kreta tersebut, beruntung sekali ada peserta opak yang saya tidak kenal ,tapi dia menghampiri saya dan mengajak perhi bareng,mungkin dia kenal sama saya, sebenarnya saya tidak tega meninggalkan abang saya yang mendorong kreta sendirian , tapi apa bole buat saya harus cepat tiba di kampus,  saya langsun pamitan sama abang saya ,dan saya ikut bareng sama kawan saya, saya menoleh kebelakang melihat abang saya yang mendorong kreta sendiriian, sedih banget saat pengorbanan seorang abang untuk kita,di situ tekad saya makit bertambah untuk kuliah dengan serius
            Tiba di kampus kami sudah terlambat 15 menit saya dan teman saya itu langsung bergegas cepat-cepat ,tapi sayang kaka menwa yang menjaga di pinti gerbang menghadangkami, berdua dan di kumpulkan dengan kawan kawan yang terlambat di sana,
            Di situ kami di periksa pelengkapan ,tapi anehnya kaka menwa itu masih tetap mengkum dan memarahi ,walaupun ada yang sudah lengkap membawa perlengkapannya, giliran saya di periksa perlengkapannya pun tiba, deg-degan banget saat tas karung saya itu di geledah, saya memperhatikan tangan menwa tersebut, dan seakan jantung saya terhenti saat menwa tersebut memegang cabe yang saya bawa. Memang sich cabe yag say bawak itu agak kecil,tapikan yang di suruh bawak cabe,ngga di bilang besar kecilnya,di situ saya di marahi dan di bentak-bentak,sampai-sampai saya mengeluarkan aor mata,bagai mana tidak,saya di rumah,tidak pernah di marahi seperti itu, Tertanam dendam di hati saya sama kaka menwa itu, dan saya pun berencana melaporkan sama abang saya untuk memberi pelajaran terhadap menwa yang telah memarahi saya , mungkin badan abang saya lebih besar dari kaka menwa ini, tapi saya ingat pesan guru saya kalau rasa dendam itu tidak boleh ada dalam hati seorang muslim,
            Kami di hukum di suruh jalan kodok,macam-macam lah pokok nya ,hukuman yang membuat kami menderita,kami baru di bolehkan saat jam zuhur ,di situ saat merasa tenag karna kaka menwatidak ada lagi di hadapan saya,tapi masih ada satu hari lagi
            Dan seperti sehari sebelumnya kami di pulangkan kjam 5 sore ,dan juga kami di beri tugas untuk besok,tapi berbeda dengan hari sebelumnya, perlengkapan kali ini lebih banyak dan menurutsaya lebih susah di dapakan ,kami di suruh bawak buah langsat ,rambutan dan teh botol , saya pun di jemput oleh abang saya, mengingat pengalamn kemaren, saya langsung mencari apa yang di perintakhakan leh kaka panitia, saat itu saya langsung mencari semua perlengkapan nya,an akhirnya saya mendapatkan semua itu ,  saya tiba di rumah jam 9 malam, lelah banget rasanya sampai malam itu saya tida sempat mengganti baju,langsung saya merebahkan tubuh di atass kasur,dan saya pun langsung molor
            Pagi itu saya tiba awa,karna saya tidak mau kejadian seperti di hari sebelumnya terulang ,saya sampai di kampus jam 7.20 ,di situ saya menunggu acara di mula. Saat acara di mulai perlengkapan kami di kumpulkan di atas panggung,perlengkapan kami hari ini bole di bilab banyak yan bisa di makan, saat semua sudah terkumpul kami di sruh kembali ke barisan  lagi,dan di situ kaka panitia pun mengambil buahan2 itun dan menyantapnya di depan kami semua. Sunggi bagai teriris hati ini,saat kita dengan susah payah mencari perlengkapan itu ,tapi panitia dengan mudahnya mengambil barang bawaan kami
            Hari itu tidak seperti biasanya ,di situ ada sebuahnkejadian yag membuat kami takut dan deg-degan ,di saat kaka panitia membuat drama perkelahian yang di sebabkan oleh seorang peserta,mereka juga membuat adegan perklahian ,saya sungguh terkejut dan takut melihat semua itu,  saya menangis karna ketakutan ,tapi ada ujung drama di situ ada sebuah kejutan yang mebuat kami terharu, saya merasa lemas setelah tau kalau mereka hanya berakting di depan kami.
            Di hari itu kami dapat kebahgiaan saat bisa bersalman dengan kaka panitia dan kaka menwa ,di hari sebelumnya wajah-wajah kaka menwa dan kaka panitia keliatan seram,tapi di hari itu semua sudah ramah tamah, bahkan kami bisa bercanda dan minta foro bareng sama kaka-kaka menwa. Saya hari itu baru sampek rumah jam 8 malam ,saya sangat bahagia bisa mendapatkan pengalaman seperti itu, apa lagi saya juga mendapat banyak kawan-kawan baru saat mengikuti opak
            Saat masuk kuliah di hari pertama pun saya sudah kenal banyak temen, dan juga di hari itulah saya memulai perjuangan saya menuntut ilmu di STAIN Malikussaleh yang saya cintai ,saya berjanji saya akan sukses dan akan berusaha keras untuk membahagiakan keluarga saya yang sudah berjuang untuk saya bisa kuliah
            Sekian cerita saya ,sedikit pengalaman tentang diri saya,semoga kalian bisa mengambil yg baik-baik nya dalam pengamalan saya

 waasssalaammm