Wednesday, 29 April 2020
Wednesday, 8 April 2020
Sunday, 20 October 2019
Budaya Mayam Aceh, BukanPengundang Bala
![]() |
Sumber Gambar : Boombastis |
"Besok mak akan menemui Taoke Ramli, mungkin ia sanggup untuk membeli tanah peninggalan almarhum ayahmu di 1gampoeng sebelah. Mak rasa itu cukup untuk menutupi mahar tiga puluh 2mayam. Biar engkau cepat-cepat bisa menyunting nak Lela", ungkap Cuda Munah di sela makan malam dengan anak lelaki semata wayangnya. Munzir yang mendengar ungkapan Cuda begitu terpukul. Tak rela hati ia menjual tanah warisan itu.
"Tidak usah mak menjualnya untukku. Akan ku usaha
sendiri untuk menikah beserta dengan adat-adatnya yang berlaku. Andaikan mak tetap
menjual petak tanah itu, tidak sudi saya sentuh rupiah itu untuk mahar".
Munzir berbicara tegas. Api lampu teplok yang menerangi meja makan menari
kesana kemari digoyangkan sendunya hembusan angin malam. Niat Cuda yang mulia
itu sudah lama disarankan kepada Munzir, detik itu Cuda menyampaikan detik itu
pula Munzir melarangnya.
"Tapi 3neuk. Tiga puluh mayam
itu bukan sedikit, harus ada yang dijual". Cuda mencoba menjelaskan sambil
memamerkan senyum ikhlas. Tidak menunggu lama, Munzir langsung bersikap.
"Tidak mak, saya bisa mencari tiga puluh mayam itu".
"Kapan akan selesai?" tanya Cuda seraya menatap
lekat ke mata anaknya. "Aku tidak tahu mak. Kalau tiga puluh mayam
itu sudah kudapat, akan segera kulepas hajat untuk melamar", Munzir
mencoba meyakinkan dengan santun.
"Sanggup anak dara orang menunggu pencarian mu
itu?" Kali ini suara Cuda cukup rendah dan keluar penuh dari dalam hati.
Bola matanya ikut berbinar karena pantulan linangan dengan cahaya api teplok.
***
Sayup-sayup suara azan mulai bersahutan di 4meunasah-meunasah.
Mata Munzir belum juga bersahabat untuk terlelap. Pikirannya kusut layak
tumpukan jerami. Sebagai penawar hati, ditimbanya air di sumur belakang untuk
berwudu dan menunaikan kewajiban dua rakaat menghadap kiblat di subuh itu.
Mentari masih malu enggan untuk menampak wujud, sedang Munzir
sudah bersiap diri untuk pergi mendayung biduk. Mungkin ada rezeki yang dapat
dijaring di lautan sana, harapnya. Cuda sudah cukup paham dengan suara engsel
pintu yang mengerang subuh-subuh buta, itu pasti anak lelakinya hendak pergi
mengais rezeki yang Ilahi tabur. Sedang Cuda terus larut dalam ratib-nya.
***
"Kenapa engkau kemari Lela? Akan jadi petaka besar
jikalau Teuku mengetahuinya". Munzir terkejut berat melihat Lela duduk di atas
pasir sebelah biduknya. Sedang pagi masih gelap. Wanita itu bangkit dan menatap
Munzir. Ranting kering yang ia gunakan untuk menggores pasir tetap dipegangnya.
Angin dingin pagi mendesir memainkan jilbab anak dara tuan Teuku.
"Hatiku tidak tenang Munzir. Malam tadi aku terus
memikirkan engkau". Lela memasang senyum tiga senti. Tapih tetap saja ada sebaris
kegundahan yang tersirat di wajah gadis 5Gampoeng Lameurameune
ini. Sedang Munzir terus menatap laut yang terus mematahkan riak-riaknya ke
atas bumi.
"Bang. Ampon Munawar akan meminta ku pada ayah untuk
disandingkan dengan anaknya Teuku Karim. Mak yang mengatakan itu padaku. Dan ayah Leman
setuju dengan hal itu", sambung Lela. Betapa tercabiknya hati lelaki
malang ini mendengar tutur Lela. Jiwanya bergemuruh mengalahkan amukan laut
pagi itu. Tidak sampai hati ia membuat hati anak dara ini menunggu lama tanpa
dilabuhkan akad suci.
"Apa yang membuat Teuku sekeras itu padaku? Apa
karena tiga puluh mayam yang tak ujung kunyatakan?" Anggukan kecil
diperlihatkan Lela seraya menunduk. Tak kuasa ia melihat wajah lelaki yang
dicinta itu terpukul bertalu-talu jiwanya.
"Aku akan pergi Lela. Akan banyak ikan yang bisa
kujaring di lautan sana. Tidak banyak lagi Lela, tidak. Kuusahakan untuk kugenap
tuntaskan tiga puluh mayam itu."
Lela menggenggam tangan Munzir. Ia sudah tak paham itu
bukan mahramnya. Laut seperti murka pagi ini. Perahu nelayan yang lain juga
masih tertambat di pesisir sambil menahan terpaan gelombang yang menantang.
Tidak ada yang berani mengundi nyawa di lautan sana. Sesudah hajat rindu dua
insan itu terpenuhi, dilepasnya biduk dari labuh, Munzir mulai mendayung
menerkam ombak pagi itu.
***
Ayat-ayat dibacakan berjamaah. Dalam hati Cuda hanya dua
harapan dipanjatkan untuk-Nya. Munzir kembali dengan selamat atau takdir
pemukul yang harus ditahannya; jasad anak lelaki yang pernah dikandung Cuda
bisa disemayamkan bersebelahan dengan pusara suaminya. 6Pawang
Laot sudah beberapa kali mengobrak-abrik lautan, tapi hasilnya nihil, sosok
Munzir pemuda Gampong Lameurameune tidak jua diketemukan.
Sedang hati Lela jangan ditanya, entah berapa keping
tercabik. Matanya mulai membengkak sebab terus mengeluarkan air duka. Seandai
ia sanggup melarang Munzir berlayar subuh itu, mungkin tidak begini nasib yang
harus ditelannya. Sudah tujuh hari semenjak khabar kehilangan itu dilapor,
tidak jua ada tanda nyawa dan raga masih bersama atau sebaliknya.
Semenjak peristiwa itu, Lela mulai berandai-andai
sendiri. Kalau ayah Leman tidak membebankan mahar berat itu kepada Bang
Munzir mungkin ia masih hidup di sini. Kalau saja adat itu tidak dilahirkan di negeri
ini? Aah, mungkin… Dara itu mulai mengusap perutnya yang kian merekah.
Mungkin benih tak berakat ini tak tertanam di sini, lanjutnya. Tujuh bulan
bukan hal mudah mengelabui Teuku Leman dan sanak kerabat. Semua orang mulai menggunjing
cibir perihal siapa ayah dari cucu Teuku yang akan melihat dunia beberapa bulan
lagi. Siapa yang akan mengazankan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri
anak malang itu nanti.
Saban hari Teuku harus menundukkan wajah ketika pergi ke
hari pekan. Sudah amis telinganya mendengar desas-desus penduduk. Ampon Munawar
yang mengetahui perihal ini segera menarik lisan untuk menikahkan Karim dengan
si Lela.
Seraya menyeka airmata, dara itu mulai tertawa
terbahak-bahak sendiri di pojok kamar gelap. Rambutnya kusut, pasung yang
pengunci kaki kirinya makin mempertegas kesuraman yang melanda dara malang satu
ini. Sesekali pikirannya bernostalgia ke suasana subuh syahdu itu sebelum
petaka. Ujung jemari hingga ubun-ubun kedua insan itu menggelegar nikmat tak
karuan dalam dekap gelap. Ya, pertanda benih itu sudah tertanam dalam rahim
Lela. Kotor sudah kesucian yang lelah dipapah, dan dipagar adat terhunus
belati. Entah Iblis apa yang merasuki kedua anak manusia ini tatkala itu. Tidak,
adat tidak sekejam itu pada manusia yang hendak berakat suci, ini bukan
perlakuan adat, Laila berbicara sendiri. Laut telah divonis menerkam buah
hatinya tujuh bulan berlalu. Dinding bilik kayu dipukul berkali-kali layaknya
tembakan salvo atas kepergian Munzir. Sedang Cutpoe Intan larut dengan air mata
bersama ratib memohon penawar untuk si dara.
Darussalam, 10 Oktober 2019
Kata Kunci :
1Kampung, desa
2Takaran emas dalam tradisi
masyarakat Aceh
3Anak
4Surau
5Kampung
6Pawang Laut
Thursday, 28 May 2015
Friday, 27 February 2015
GERUND
GERUND
The
gerund (/ˈdʒɛrənd/ or /ˈdʒɛrʌnd/) is a non-finite verb form that can function
as a noun in Latin and English grammar. The English gerund ends in -ing (as in
I enjoy playing basketball). The same verb form also serves as the English
present participle (which has an adjectival or adverbial function) and as a
pure verbal noun. Thus the -ing form in the English language can function as a
noun, verb, adjective or sometimes adverb; in certain sentences the distinction
can be arbitrary.
The
gerund is the form that names the action of the verb (for instance, playing is
the action of "to play"). In some cases, a noun ending in -ing
sometimes serves as a gerund (as in I like building / I like building things, I
like painting / I like painting pictures, and I like writing / I like writing
novels), while at other times serving as a non-gerund indicating the product
resulting from an action (as in I work in that building, That is a good
painting, and Her writing is good). The latter case can often be distinguished
by the presence of a determiner before the noun, such as that, a, or her in
these examples.
The
Latin gerund (gerundium) is a verb form which behaves similarly to a noun,
although it can only appear in certain oblique cases. (It should not be confused
with the Latin gerundive, which is similar in form, but has a passive,
adjectival use.)
In
relation to other languages, the term gerund may be applied to a form which has
noun-like uses like the Latin and English gerunds, or in some cases to various
other non-finite verb forms, such as adverbial participles.
Gerund
comes from the Latin gerundium, which itself derives from the gerundive of the
Latin verb gero, namely gerundus, meaning "(which is) to be carried
out".
Gerunds in various languages
Meanings
of the term gerund as used in relation to various languages are listed below.
As
applied to Arabic, it refers to the verb's action noun, known as the masdar
form (Arabic: المصدر). This form ends in a tanwin and is generally the
equivalent of the -ing ending in English.
As
applied to English, it refers to the -ing form of a verb when it is used, as a
noun (for example, the verb reading in the sentence "I enjoy
reading."). As applied to French, it refers either to the adverbial
participle—also called the gerundive—or to the present adjectival participle.
As
applied to German, Dutch, and the other continental West Germanic languages it
refers to a neuter verbal noun that is identical or similar in form to the
infinitive.
As
applied to Hebrew, it refers either to the verb's action noun, or to the part
of the infinitive following the infinitival prefix (also called the infinitival
construct).
As
applied to Italian, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb),
called the gerundio, formed by appending -ando or -endo, to the verb stem, like
how litigare becomes litigando and cadere becomes cadendo.
As
applied to Japanese, it designates verb and verbals adjective forms in
dictionary form paired with the referral particle no, which turns the verbal
into a concept or property noun, or also can refer to the -te form of a verb.
As applied to
Korean, it refers to the word '것'('thing')
modified by the adjective form of the verb.
As
applied to Latin, its form is based on the participle ending, similarly to
English. The –ns ending is replaced with -ndus, and the preceding ā or ē is
shortened. However, the gerund is only ever seen in the accusative form
(-ndum), genitive form (-ndi), dative form (-ndo) or ablative form (-ndo). (See
Latin conjugation.) If the gerund is needed in the nominative form, the present
infinitive is used instead.
As
applied to Macedonian, it refers to the verb noun formed by adding the suffix
-јќи (-jki) to the verb form, like in јаде (jade, he eats) — јадејќи (jadejki,
while eating).
As
applied to Persian, it refers to the verb's action noun, known as the
ism-masdar form (Persian: اسم مصدر).
As
applied to Portuguese, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb),
called gerúndio.
As
applied to Romanian, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb),
called the gerunziu, formed by appending -ând or -ind, to the verb stem, like
in cântând/fugind".
As
applied to Spanish, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb),
called in Spanish the gerundio.
As
applied to Turkish, it refers to the Turkish verbal nouns formed by appending
-ma or -me, depending on vowel harmony,( not to confuse with the negational -ma
postfix.)
In
other languages, it may refer to almost any non-finite verb form; however, it
most often refers to an action noun, by analogy with its use as applied to
English or Latin.
Gerunds in English
In
English, the gerund is one of the uses of the form of the verb ending in -ing
(for details of its formation and spelling, see English verbs). This same verb
form has other uses besides the gerund: it can serve as a present participle
(used adjectivally or adverbially), and as a pure verbal noun.
A
gerund behaves as a verb within a clause (so that it may be modified by an
adverb or have an object); but the resulting clause as a whole (sometimes
consisting of only one word, the gerund itself) functions as a noun within the
larger sentence.
For
example, consider the sentence "Eating this cake is easy." Here the
gerund is the verb eating, which takes an object this cake. The entire clause
eating this cake is then used as a noun, which in this case serves as the
subject of the larger sentence.
An
item such as eating this cake in the foregoing example is an example of a
non-finite verb phrase; however, because phrases of this type do not require a
subject, it is also a complete clause. (Traditionally such an item would be
referred to as a phrase, but in modern linguistics it has become common to call
it a clause.) A gerund clause such as this is one of the types of non-finite
clause.
Formation
A gerund has
four forms — two for the active voice and two for the passive:
Active Passive
Present or
Continuous Loving Being loved
Perfect Having loved Having
been loved
Examples of use
The following
sentences illustrate some uses of gerund clauses, showing how such a clause
serves as a noun within the larger sentence. In some cases the clause consists
of just the gerund (although in many such cases the word could equally be
analyzed as a pure verbal noun).
Swimming is fun.
(gerund as subject of the sentence)
I like swimming.
(gerund as direct object)
I never gave
swimming all that much effort. (gerund as indirect object)
Eating biscuits
in front of the television is one way to relax. (gerund phrase as subject)
Do you fancy
going out? (gerund phrase as direct object)
On being elected
president, he moved with his family to the capital. (gerund phrase as
complement of a preposition)
Using gerunds of
the appropriate auxiliary verbs, one can form gerund clauses that express
perfect aspect and passive voice:
Being deceived
can make someone feel angry. (passive)
Having read the
book once before makes me more prepared. (perfect)
He is ashamed of
having been gambling all night. (perfect progressive aspect)
For more detail
on when it is appropriate to use a gerund, see Verb patterns with the gerund
below, and also Uses of English verb forms: Gerund.
Distinction from other uses of the -ing form
Gerunds
are distinguished grammatically from other uses of a verb's -ing form: the
present participle (which is a non-finite verb form like the gerund, but is
adjectival or adverbial in function), and the pure verbal noun or deverbal
noun.
The distinction
between gerund and present participle is illustrated in the following
sentences:
John suggested
asking Bill. (asking Bill is the object of the verb, i.e. a noun, so asking is
a gerund)
I heard John
asking Bill. (asking Bill is adjectival, describing John, so asking is a
participle)
The
distinction between the gerund and the pure verbal (deverbal) noun is that the
gerund itself behaves as a verb, forming a verb phrase which is then used as a
noun, whereas the pure noun does not in any way behave grammatically as a
verb.[3] This is illustrated in the following examples:
I like playing
football. (playing takes an object, so is a gerund)
Her playing of
the Bach fugues was inspiring. (playing takes a prepositional phrase rather
than an object; not a gerund)
For more details
and examples of the distinctions introduced here, see -ing: uses.
Gerunds with a specified subject
A
gerund cannot take a grammatical subject as a finite verb does. (The -ing verb
form can take a subject in nominative absolute constructions such as The day
being over, ..., but here it is a present participle rather than a gerund.)
Normally the subject of the gerund is considered unspecified, or is understood
to be the same as the subject of the main clause: in a sentence like "Meg
likes eating apricots", the subject of eating is understood to be the same
as the subject of the main clause, namely Meg – what Meg likes is a situation
where she herself is eating apricots (see also raising verb). However in other
cases it is necessary to specify explicitly who or what is to be understood as
the subject of the gerund.
Many
prescriptive grammarians prefer the subject of such a gerund to be expressed
using the possessive form, since the gerund clause serves as a noun phrase.
Hence:
We enjoyed their
singing. (i.e. the singing that was done by them)
The cat's
licking the cream was not generally appreciated. (i.e. the licking that was
done by the cat)
We were
delighted at Paul's being awarded the prize. (i.e. the awarding of the prize to
Paul)
The above
construction is common in formal English; however in informal English it is
often more usual to use just the noun or noun phrase (in the objective case, in
the case of personal pronouns) to indicate the subject, without any possessive
marker.
We enjoyed them
singing.
The cat licking
the cream was not generally appreciated.
We were
delighted at Paul being awarded the prize.
The
above usage, though common, is criticized by some prescriptivists, since it
apparently places two noun phrases (the agent and the gerund clause) together
without any indication of their syntactic relation. It is compared with a
superficially identical construction in which the -ing form is a present
participle, and it is entirely appropriate for it to be preceded by a noun
phrase, since the participial clause can be taken to qualify that noun phrase:
I saw the cat
licking the cream. (i.e. I saw the cat, and the cat was licking the cream)
However
others say that it is entirely acceptable to express the subject of the gerund
with just the noun or the noun phrase in the nominative case or in the
objective case, since the gerund is not a deverbal noun, but a verbal noun,
i.e., a normal verb in a dependent noun clause.
The
use of a non-possessive noun to precede a gerund is said to arise as a result
of confusion with the above usage with a participle, and is thus sometimes
called fused participle[4] or geriple.[5] This construction represents common
informal usage with gerunds; however, if the prescriptive rule is followed, the
difference between the two forms may be used to make a slight distinction in
meaning:
The teacher's
shouting startled the student. (shouting is a gerund, the shouting startled the
student)
The teacher
shouting startled the student. (shouting can be interpreted as a participle,
qualifying the teacher; the teacher startled the student by shouting)
I don't like
Jim's drinking wine. (I don't like the drinking)
I don't like Jim
drinking wine. (I don't like Jim when he is drinking wine)
In some cases,
particularly with a non-personal subject, the use of the possessive before a
gerund may be considered redundant even in quite a formal register. For
example, "There is no chance of the snow falling" (rather than the
prescriptively correct "There is no chance of the snow's falling").
Verb patterns with the gerund
Verbs
that are often followed by a gerund include admit, adore, anticipate,
appreciate, avoid, carry on, consider, contemplate, delay, deny, describe,
detest, dislike, enjoy, escape, fancy, feel, finish, give, hear, imagine,
include, justify, listen to, mention, mind, miss, notice, observe, perceive,
postpone, practice, quit, recall, report, resent, resume, risk, see, sense,
sleep, stop, suggest, tolerate and watch. Additionally, prepositions are often
followed by a gerund.
For example:
I will never
quit smoking.
We postponed
making any decision.
After two years
of analyzing, we finally made a decision.
We heard
whispering.
They denied
having avoided me.
He talked me
into coming to the party.
They frightened
her out of voicing her opinion.
Verbs followed by a gerund or a to-infinitive
With little
change in meaning
advise,
recommend, forbid:
These are
followed by a to-infinitive when there is an object as well, but by a gerund
otherwise.
The police
advised us not to enter the building, for a murder had occurred. (Us is the
object of advised.)
The police
advised against our entering the building. (Our is used for the gerund
entering.)
consider,
contemplate, recommend:
These verbs are
followed by a to-infinitive only in the passive or with an object pronoun.
People consider
her to be the best. – She is considered to be the best.
I am considering
sleeping over, if you do not mind.
begin, continue,
start; hate, like, love, prefer:
With would, the
verbs hate, like, love, and prefer are usually followed by the to-infinitive.
I would like to
work there. (more usual than working)
When talking
about sports, there is usually a difference in meaning between the infinitive
and gerund (see the next section).
With a change in
meaning
like, love,
prefer:
In some
contexts, following these verbs with a to-infinitive when the subject of the first
verb is the subject of the second verb provides more clarity than a gerund.
I like to box.
(I enjoy doing it myself.)
I like boxing.
(Either I enjoy watching it, I enjoy doing it myself, or the idea of boxing is
otherwise appealing.)
I do not like gambling,
but I do like to gamble."
dread, hate,
cannot bear:
These verbs are
followed by a to-infinitive when talking subjunctively (often when using to
think), but by a gerund when talking about general dislikes.
I dread / hate
to think what she will do.
I dread / hate
seeing him.
I cannot bear to
see you suffer like this. (You are suffering now.)
I cannot bear
being pushed around in crowds. (I never like that.)
forget,
remember:
When
these have meanings that are used to talk about the future from the given time,
the to-infinitive is used, but when looking back in time, the gerund.
She forgot to
tell me her plans. (She did not tell me, although she should have.)
She forgot
telling me her plans. (She told me, but then forgot having done so.)
I remembered to
go to work. (I remembered that I needed to go to work.)
I remembered
going to work. (I remembered that I went to work.)
go on:
After winning
the semi-finals, he went on to play in the finals. (He completed the
semi-finals and later played in the finals.)
He went on
giggling, not having noticed the teacher enter. (He continued doing so.)
mean:
I did not mean
to scare you off. (I did not intend to scare you off.)
Taking a new JOB
in the city meant leaving behind her familiar surroundings. (If she took the
JOB, she would have to leave behind her familiar surroundings.)
regret:
We regret to
inform you that you have failed your exam. (polite or formal form of apology)
I very much
regret saying what I said. (I wish that I had not said that.)
try:
When a to-infinitive
is used, the subject is shown to make an effort at something, attempt or
endeavor to do something. If a gerund is used, the subject is shown to attempt
to do something in testing to see what might happen.
Please try to
remember to post my letter.
I have tried
being stern, but to no avail.
stop, quit:
When
the infinitive is used after 'stop' or 'quit', it means that the subject stops
one activity and starts the activity indicated by the infinitive. If the gerund
is used, it means that the subject stops the activity indicated by the gerund.
She stopped to
smell the flowers.
She stopped
smelling the flowers.
Or more
concisely:
She stopped
walking to smell the flowers.
He quit working
there to travel abroad.
Borrowings of English gerunds in other languages
English
verb forms ending in -ing are sometimes borrowed into other languages. In some
cases they become pseudo-anglicisms, taking on new meanings or uses which are
not found in English. For instance, camping means "campsite" in many
languages, while parking often means a car park. For more details and examples,
see -ing words in other languages.
In
popular culture
In
the Molesworth books by Geoffrey Willans and Ronald Searle, Searle included a
series of cartoons on the "private life of the gerund",[6] intended
to parody the linguistic snobbery of Latin teachers' striving after strict
grammatical correctness and the difficulty experienced by students in
comprehending the construction.
Owen
Johnson's "Lawrenceville Stories" feature a Latin teacher who
constantly demands that his students determine whether a given word is a gerund
or a gerundive.
In
an episode of Dan Vs., "The Ninja", after Dan's milk carton exploded
from the ninja's shuriken, a teenager said to Dan "Drinking problem
much?" and Dan complained that the sentence had no verb, just a
gerund.[citation needed]
In
Alan Bennett's play, 'The History Boys', Dakin, when flirting with Irwin,
states that 'your sucking me off' is a gerund and 'would please Hector'.
References
"Merriam-Websterdefinition". WordNet
1.7.1. Retrieved 2014-03-19. A noun formed from a verb (such as the '-ing' form
of an English verb when used as a noun).
F T Wood, 1961, "NESFIELD'S ENGLISH
GRAMMAR, COMPOSITION AND USAGE, MACMILLAN AND COMPANY LTD., p 78 "
Re: Post Hey man, I gots ta know (Gerund
versus gerundive), Phil White, Mon August 7, 2006 1:35 pm
H.W.
Fowler, A Dictionary of Modern English Usage, 1926
Penguin
guide to plain English, Harry Blamires (Penguin Books Ltd., 2000) ISBN
978-0-14-051430-8 pp.144-146
"The
Private Life of the Gerund". Molesworth.;
cara mempercepat IDM
Jika Anda adalah seorang pecandu internet dan komputer, maka Anda harus tahu apa yang IDM (Internet Download Manager). Ini adalah aplikasi utilitas yang membantu kita untuk men-download beberapa file pada satu waktu dengan kecepatan yang lebih baik dan digunakan oleh jutaan pengguna internet di seluruh dunia selama. Ada begitu banyak download manager yang tersedia di pasar tetapi masih IDM adalah download manager terbaik di antara mereka. Hal ini terkenal karena kecepatan download-nya bahkan dalam koneksi internet yang lambat dan juga kita dapat men-download file torrent menggunakan IDM. Tetapi beberapa kali banyak pengguna yang tidak puas dengan kecepatan download saat ini IDM dan mereka ingin mempercepat kecepatan idm Download.
Jika Anda mendapatkan masalah kecepatan download idm yang lambat dan inin mencari solus,i maka Anda berada di tempat yang tepat karena hari ini di artikel ini kita akan berbagi beberapa trik dan tweak untuk memaksimalkan kecepatan download IDM.
MEMAKSIMALKAN KECEPATAN KONEKSI INTERNET KITA
IDM bisa mempercepat download karena memaksimalkan kecepatan koneksi internet kita sekaligus memaksimalkan jumlah koneksi yang bisa kita lakukan ke server tempat file tersimpan. Hal pertama yang mau kita optimasi disini adalah kecepatan koneksi internet kita.
Supaya kecepatan download IDM meningkat, maka kita harus memaksa supaya IDM menggunakan semua kecepatan koneksi internet kita untuk melakukan proses download. Semuanya! Dengan begitu maka proses download di IDM bakal berlangsung dengan lebih cepat.
Pada umumnya tidak semua file di internet seperti musik, foto, video, dokumen, maupun file lainnya dapat didownload secara cepat. Salah satu faktor penyebabnya yakni koneksi, apabila koneksi anda memang lambat maka menggunakan software apapun tetap sama hasilnya. Hanya saja salah satu kelebihan dari software download manager yakni dapat melanjutkan proses download yang gagal. Selain itu ukuran file yang akan didownload juga mempengaruhi. Nah disilah salah satu fungsi IDM yang akan anda rasakan, yakni dapat mempercepat download meskipun file berukuran besar.
Namun jika anda menggunakan koneksi modem dengan kecepatan sedang maka biasanya IDM akan mengatur kecepatan download anda pada level low speed atau medium speed saja. Jadi, bagi anda yang sudah menggunakan IDM namun tetap lambat saat mendownload file, bisa jadi itu disebabkan karena pengaturan kecepatan koneksi di IDM anda masih low atau medium. Berikut ini saya berikan beberapa langkah cara mempercepat IDM dengan mudah dan hasilnya terbukti efektif.
MELAKUKAN SETINGAN IDM
1. Buka IDM di komputer anda, (disini saya menggunakan IDM v.6.19 build 9).
2. Setelah itu pilih menu Download > Opsi. (Gambar 1.1)
Namun jika anda menggunakan koneksi modem dengan kecepatan sedang maka biasanya IDM akan mengatur kecepatan download anda pada level low speed atau medium speed saja. Jadi, bagi anda yang sudah menggunakan IDM namun tetap lambat saat mendownload file, bisa jadi itu disebabkan karena pengaturan kecepatan koneksi di IDM anda masih low atau medium. Berikut ini saya berikan beberapa langkah cara mempercepat IDM dengan mudah dan hasilnya terbukti efektif.
MELAKUKAN SETINGAN IDM
1. Buka IDM di komputer anda, (disini saya menggunakan IDM v.6.19 build 9).
2. Setelah itu pilih menu Download > Opsi. (Gambar 1.1)

Gambar 1.1
3. Pilih tab Koneksi/Connection > pilih Jenis/Kecepatan Koneksi > pilih High Speed > klik Ok. (Gambar 1.2)

Gambar 1.2
4. Pilih menu Download > Pembatas Kecepatan > Hidupkan. Kemudian pilih lagi menu Download > Pembatas Kecepatan > Pengaturan. (Gambar 1.3)

Gambar 1.3
5. Selanjutkan ubah nilai kecepatan download. Pada gambar dibawah saya menuliskan 20000, anda dapat menuliskan sesuai keinginan. Lalu klik Ok.(Gambar 1.4)

Gambar 1.4
Harap dibaca :
- Saya memakai IDM v.6.19, perbedaan cara bisa saja terjadi apabila beda versi.
- Pada tutorial diatas, IDM saya atur kedalam bahasa Indonesia.
DENGAN MENGGUNAKAN REGEDIT
Beberapa langkah di bawah ini :
1. buka program run lewat cara tekan Tombol windows+R lantas isikan regedit click ok,
2. tentukan HKEY_CURENT_USER—Software—Download Manager

3. saksikan tab kanan cari—Conection Speed

4. lantas click kanan tentukan modify
5. isikan dengan angka 99999999

6. lantas click ok serta exit dari Registry editor
1. buka program run lewat cara tekan Tombol windows+R lantas isikan regedit click ok,
2. tentukan HKEY_CURENT_USER—Software—Download Manager
3. saksikan tab kanan cari—Conection Speed
4. lantas click kanan tentukan modify
5. isikan dengan angka 99999999
6. lantas click ok serta exit dari Registry editor
MENGGUNAKAN SOFWARE
- Silahkan Download IDM OPTIMASION dengan cara free serta Legal Disini
- Setelah itu anda instal programnya serta lakukan
- Lantas click OptimizeIDM!
DEMIKIANLAH YANG DAPAT SAYA INFORMASIKAN
thanks to : 1. mothlytech.com 2. kupulan-terbaru.com 3.it-newbie.com
thanks to : 1. mothlytech.com 2. kupulan-terbaru.com 3.it-newbie.com
Thursday, 26 February 2015
penyebab dan cara mengatsi isomnia
Pada kesempatan ini saya akan menulis artikel mengenai penyebab dan cara mengatasi insomnia untuk anda sahabat
Pada kesempatan ini saya akan menulis artikel mengenai penyebab dan cara mengatasi insomnia untuk anda sahabat BOS Jika anda mengalami susah untuk tidur pada jam-jam normal itu merupakan gejala insomnia.
Penyebab Insomnia
Insomnia biasanya disebabkan oleh faktor psikologis, namun faktor-faktor lain seperti terlalu sering begadang, stres karena pekerjaan, sebelum tidur terlalu banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein tinggi serta ganguan kesehatan yang lainnya juga bisa mengakibatkan insomnia.
Cara Mengatasi Insomnia
Ada beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk mengatasi insomia adalah sebagai berikut ini:
- Sebaiknya anda menjauhkan gadget dari tempat tidur. Membawa gadget ke tempat tidur merupakan salah satu kebiasaan buruk masyarakat modern saat ini karena gadget bisa membuat anda tidak fokus untuk istirahat. Gadget tidak hanya mengganggu tidur, tetapi juga dapat menggangu organ kita yang lainnya seperti seperti otak dan dapat menurunkan fungsi organ-organ seksual karena radiasi yang dihasilkan oleh telpon genggam ataupun gadget lainnya.
- Konsumsilah makanan yang mengandung potasium dan magnesium tinggi seperti pisang dan kacang almond. Buah pisang mempunyai kandungan triptofan yang bisa membuat anda lebih cepat tidur dan tidur nyenyak karena hormon otak anda lebih tenang.
- Hindari bergadang dan tidurlah secara teratur. Terlalu sering tidur larut malam (bergadang) dan jadwal tidur yang tidak teratur bisa membuat anda kesulitan untuk tidur di malam hari. Selain itu, hindari juga tidur siang bila anda ingin mendapatkan durasi tidur yang lebih lama di malam hari.
- Terapi musik menggunakan brainwave merupakan cara keempat yang bisa anda praktekan. Brainwave atau sering dikenal dengan musik beta gelombang otak bisa membantu anda untuk merasa rileks sehingga akan mudah untuk tidur karena Brainwave merupakan alunan musik yang dibuat khusus agar otak kita dalam kondisi alpha dan theta yang membuat kita merasa rileks tadi. Anda dapat mendownload versi gratis dari musik-musik Brainwave ini dari internet atau membeli brainwave yang premium secara online.
- Lakukan Meditasi dan latihan pernafasan. Meditasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk relaksasi dan sudah dikenal sejak dulu. Meditasi merupakan latihan untuk melupakan semua permasalahan hidup, sehingga dalam pikiran anda hanya berfokus pada satu titik, dengan begitu anda akan mempunyai pikiran yang jernih sehingga anda bisa mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
Semoga cara mengatasi insomnia diatas berguna dan bermanfaat buat anda. Baca juga dan tolong bantu bagikan ke Google Plus, Twitter dan Facebook. Terima kasih!!!.
contoh pengalam pertama ngampus
Assalamualaikum
warah matullahi wabarakatuh
Nama saya Rozahyanti,,, tapi
temen-temen saya sering memanggil saya roza ,gimana ,,, keren namanya kan
hehehehe,
Saya tinggal dan lahir di
matangkuli,, boleh di bilang saya asli putri matangkuli,,,, saya lahir pada
tahun 1995 tanggal 16 agustus, di matangkuli saya tinggal di Gampong Mee,yang
terletak di pinggiran kota Kecamatan Matangkuli,, dan saya ini merupakan anak
ke 4 dari 5 bersaudara
Saya pertama masuk bangku sekolah
dasar itu di SD 1 Matangkuli yang merupakan sekolah unggulan di kecamatan
matangkuli,walaupun sekolah dasar saya di sekolah unggulan,tapi sayangnya otak
saya ini tidak lebih unggul dari sekolahnya boleh di bilang saya merasa,saya
lah yang paling bodoh ,,,bahkan pada saat saya kelas lima saya pernah tuh dapat
peringkat 3 , kalian percaya orang paling bodoh di sekolah ,tapi dapat
peringkat 3 ? hehehehe,ya tapi itulah
keyataan nya saya berhasil mendapatkan peringkat ke 3 djika kita hitung dari
angka 32 sampai angka 1,,,, hehehehhe, memalukan sekali ya !
Tapi yang terpenting saya dapat
lulus dari sekolah itu , pada saat itu orang tua saya menginginkan saya untuk
melanjukan sekolah menengah pertama di SMP Matangkuli,tapi saya
menolaknya,kenapa ? karna saya sadar Saya bukan orang pinter ,saya juga tau di
SMP pasti Lebih berat lagi saingannya,jadi saya lebih memilih di Pesantren
terpadu,pertamanya saya merasa tidak yakin untuk melanjutkan ke Pesantren tapi
akhir nya saya bisa bertahan sampai enam tahun di pesantren ,
Banyak perubahan yang saya dapatkan
saat di pesantren, dari saya merasa lebih pinter dari sebelumnya hehehehe,juga
saya sudah bisa merubah pola pikir saya,saya bisa lebih percaya diri, dan yakin
bahwa saya itu bisa
Dan setelah tamat dari situ saya di
perintahkan oleh orangtua saya untuk melanjutkan kulih,,,waduhhhh,saya pikir
ini merupakan penambahan beban untuk saya,tapi saya bisa lebih optimis saat
teman-teman seperjuangan saya juga melanjutkan kuliah,,,,saya sadar saya ini
bukan orang kaya,ayah saya Cuma seorang petani,tapi dalam tekad saya yang kuat
saya tetap iiinbgin melanjutkan kuliah
Suatu hari saat itu saya sedang
jalan-jalan dengan teman saya,sekedar mencari angin sore,yang mereka-mereka
billang sih,kalau kita sering jalan sore-sore itu buat kita awet muda ,,masak
iyaa ,,,,,
Nah, kita lanjutkan cerita
saya,,saat itu saya melihat sepandunk yang di ikat di antara dua tiang
listrik,dan di spanduk itu tertulis bahwa STAIN malikussaleh lhokseumawe telah
membuka penerimaan mahasiswa baru,saya tertarik sekali,apa lagi di kampus itu
ada jurusan-jurusan favorit saya,harga daftar nya pun lebih murah,tapi saya
blum tau dimana kampus itu
Lalu, setibanya saya di rumah saya
memikirkan apa yang saya lihat di spanduk tadi,antara keyakina dan ketidak
percayaan ,saya yakin banget untuk lanjut kuliah,tapi saya tidak percaya kalo
saya mampu kuliah dengan keadaan keluarga sekarang,jangankan untuk kuliah,makan
pun kadang kami susah,
Abang ke 2 yang bernama
Zulkarnaini,tapi saya sering memanggilnya dengan sebutan ,bg jun, dia itu
mempunyai pekerjaan yang bisa kita bilang ada pengahasilan yang mencukupi,dan
dia juga belum mempunyai istri,berbeda
dengan abg pertama saya,walaupun dia punya gaji yang banyak,saya bisa
mengerti bahwa dia juga harus menafkahi keluarganya,,,,,
Jadi, saya pun mencoba menceritakan
keinginan saya untuk kuliah pada abang kedua saya,,,, dan seperti mimpi,,abang
saya memberi izin saya kuliah dan semua beban kuliah akan du tanggung oleh dia,
saya sangat sena sekali hingga saya memeluk-meluk abang saya waktu itu,,,
Keluarga kami semuanya itu tidak
pernah merasakan bangku kuliah,Cuma saya satu-satunya anak dalam keluarga ini
yang mendapat kesempatan untuk kuliah ,jadi saya tidak ingin
menyia-nyiakannya,apalagi orang tua saya yang sudah tua,dan idak mampu untuk
menguliahkan saya
Pada saat pendaftaran dibuka,saya
pergi ke Bank Mandiri Untuk mengambil Formulir pendaftarannya ,saya pergi
dengan abang saya yang membiayai kuliah saya , biaya masuk pertama tidak
terlalu mahal di bandingkan dengan sekolah tinggi lainnya,saya hanya membayar
Rp 150.000,- dan di situ saya di beri ID
dan Password,awalnya saya tidak mengerti apa itu ID dan Password, hehehehe
hinngga temen saya menceritakan bahwa ini merupakan Id untuk kita mendaftar
secara online,,,, waahhh, ini gawat ID saja saya tidak tau gimana saya harus online ,komputer
saja saya tidak punya ,terasa malu untuk bertanya lagi, saat itu saya langsung
pulang dengan membawa selembar kertas yang tertulis ID ,Password apalah itu
saya pun ngga tau,,,,,
Jadi saya pun mencoba pergi ke salah
satu warnet yang ada di dekat rumah saya,tapi saya ragu sebelumnya,apa jadinya
kalau saya membuka komputer di warnet ,jangankan mau online ,menghidupkannya
saja saya tidak tau gimana caranya,dan akhirnya saya mencoba menyuruh
mendaftarkanya pada operator di warnet, maluu banget,,,,, apalagi saat si abang
operator menyakan pada saya kenapa saya tidak mendaftar sendiri,hampir saja
saya tidak tau mau jawab apa,hingga saya jawab saja dengan nada sombong ,kalau
saya nga mau repot hehehehe,aneh sich alasannya,tapi yaaa,untuk menutupi
malu,saya rasa alasan itu cukup,hehehehehe
Abang warnet pun bertanya saya mau
ambil jrusan apa di STAIN,pas saya liat ,serasa saya ingin masuk di semua
jurusan itu,tapi sanyangnya itu Cuma mimpinhehehehe, jadi akhirnya say memilih
jurusan KPI sebagai pilihan pertama, EKIS pilihan ke 2,saya tidak ambil pilihan
ke 3 karna saya yakin saya pasti lewat,hehehehe
Di situ saya langsung mendapatkan
kartu untuk mengikuti ujian lisannya ,dan pada kartu itu juga sudah di tulis
jadwal dan daftar ujiannya,,ketika melihat daftar ujiannya saya pun bingung dan
agak meras aneh gitu di karnakan saya tidak pernah dengar nama-nama itu,,maklum
saya dulu di dayah Cuma bisanya menghafal saja,ehhehehehe
Hari pertama pun tiba, detak
jantungpun bertambah kencang di dalam perjalanan ,saat itu saya di antar oleh
abang saya ,saya takut terlambat,saya menyuruh abang saya untuk mempercepat
laju kretanya,tiba di Kampus pun ,saya seakan melompat dari kreta, begitu
buru-buru nya,, saya langsug mencari ruangan ujian saya,saya mutar-mutar dari
gedung ke gedung ,,,,
30 menit pun berlalu,,,,saya belum
bmenemukan ruangan ujuan saya ,saya hapir sedih dan putus asa ,,hingga ada
seorang satpam yang melihat saya mutar-mutar ngga tentu ,hingga satpam itu
menghampiri saya ,dan menanyakan ada apa,saya bilang saya sudah pusing
mutar-mutar mencari ruanga,, ternyata oh ternyata ruangan ujian saya tidak jauh
dari tempat saya istrahat tadi ,satpam itu pun menertawakan saya,sambil menutup
rasa malu saya langsung memasuki ruangan ujian,
Di dalam sudah banyak peserta ujian
yang sudah duluan masuk,dan hanya tinggal satu bangku kosong di pojok,di situ
tertulis nomor ujian say,dan mungkin itu merupakan ,tanpa ragu saya langsung
duduk di kursi itu,saya lansung di beri kertas ujian dan kertas jawaban oleh
pengwas yang wajahnya agak serem gitu ,mungkin kesempatan saya untuk melakukan
kebiasaan mencotek itu harus saya sembunyikan, waktu pun tinggal 40 menit untuk
mengisi kertas ujian,mungkin bukan waktu yang cukup untuk mengisi 60 soal,apa
lagi saya pun belum pernah belajar ,keringat pun membasahi baju saya ,di
karnakan rasa takut dan gemeteran takut tidak bisa menjawab soal, tapi
beruntungnya ,bangku saya paling belakan dan dekat dengan peserta lainnya,.
Tanpa sepengetahuannya saya menjiplak jawaban nya,sampai waktunya habis saya
mampu mengisi semua jawaban itu, kalau orang tau,dia pasti berfikir saya ini
pinter, Padahal sebenarnya saya pinter menyontek,hehehehe tapi itulah saya
wanita lugu dan penuh pesona
Begitu 3 hari setrusnya kebiasaan
itu saya lalui sampai ujian lisan itu berlalu, dan tinggal menunggu
pengumumannya,dan saya yakin saya pasti lulus, Bagaimana tidak peserta yang
saya contek jawabanya itu saya yakin dia itu orangya pintar,keliatan dari
penampilannya yang agak mirip kutu buku gitu,dengan gaya pakek kaca mata tebal
dan behel di giginya yang mengingatkan saya sama bentuk betty la peya yang orang bilang Beti kepala
peyang ,,,hahahaha
Di hari pengumumannya saya tidak
datang untuk melihat sendiri, kebetulan kawan yang satu kampung dengan saya ada
yang ngetes di STAIN juga,jadi saya pikir saya tidak perlu repot,jadi saya
hanya mengamanahkan untuk melihat hasil pengumumannya,dengan haya memberi nomor
ujian saya,,,,
Saat dia sudah mulai bernagkat ke
kampus saya pun gelisah dan takut akan hasil pengumumannya itu tidak
memuaskan,,,,, saat sore hari itu saya duduk di depan rumah dan saya
lihat,kawan saya itu pulang ,sepertinya dia sudah melihat pengumumannya,saya
ngga sabarlagi untuk menanyakan hasil ujian saya,saya langsung ke rumah dia,apalagi
rumah dia ngga terlalu jauh dari rumah saya,,,,
Tiba di rumah dia,dia pun belum
sempat ganti baju,saya langsung menanyakan gimana hasil ujiannya, dan saya
seakan terpuruk dan ingin pingsan saat dia mengatakan bahwa nama saya tidak ada
di daftar pengumuman hasil ujiannya. Tapi saya masih ragu dan ngga yakin kalo
dia bilang saya ini tidak lulus saya pulang ke rumah dengan hati sedih dan
kecewa. Di fikiran masih ada keraguan atas apa yang di bilang oleh kawan saya
itu , saya hampir putus asa,makan ngga enak ,tidurpun tak nyenyak di karnakan
kesedihan yang amad dalam,bagai mana tidak di saat kesempatan yang sangat besar
ada di hadapat saya untuk kuliah tapi saya tidak bisa mendapat kesempatan itu.
Besok pagi nya saya meminta abang
saya untuk mengantarkan saya ke Kampus untuk melihat sendiri hasil
pengumumannya karna di pikiran saya masih ngga yakin apa yang di bilang oleh
kawan saya. Setibanya di kampus saya mencari-cari pengumanya di semua dinding
,tapi sudah semua dinding saya cek tapi tak ada kertas yang tertempel yang
tertulis pengumumannya, di situ kesedihan dan kebimbangan lagi – lagi
menghampiri saya ,hingga saya pun mengadu ke abang saya yang menunggu saya di
parkiran, abang yang menurut saya sangat baik yang sudah mau menememani dan
membiayayi saya untuk kuliah . abang saya pun kasihan melihat kegundahan saya,
.dia pun datang menghampiri akademik dan menyakan hasil pengumuman ujian , jadi
di situ abng saya mengobrol dengan dosen yang ada di akademik itu . Dan dosen
itu memperlihatkan hasil ujian lisan kemaren. Hatipun saya sudah mulai tenang
,walaupun nama saya belum muncul, rasa deg degan pun terus menghampiri
saya,jari telunjuk saya saya turunkan di atas kertas pengumuman itu ,mulai dari
kertas pertama ,sampai kertas kedua, dan pada saat itu jari saya terhenti di
kolom yang tertuliskan nomor ujian saya, dan di situ juga tertulis nama
Rauzatulljannah, Saya belum yakin,kalau itu nama saya,tapi saya mengulang
membacanya. Danternyata itu memang nama saya,dengan rasa bangga dan gembira
saya menggenggam kertas pengumuman itu,dan dalam hati saya ada kebencian sama
kawan saya yang satu kampung itu ,karna dia udah membohi saya dan membuat saya
kecewa, . Tapi sebagai orang yang baik saya tidak menyimpan rasa dendam ,saya
anggap saja penglihatan dia berkurangmungkin ketika melihat hasil ujianya
Tapi saya tidak boleh senang
dulu,karna ini baru ujian pertama ,masih ada ujian tes ngaji, tapi bagi saya
lulusan dayah itu bukan sesuatu yang sulit, bahkan saya bisa menghafal 2 juz
Al- Quran ,hehehehe bukan maksud pamer ,tapi itulah kenyataannya hehehehe
Pulang dari melihat pengumuman itu
saya langsung pegang Al- Qur’an dan mencoba melatih bacaan Al-Quran saya,
Maklum setelah tamat dari dayah ,Sudah 5 bulan saya tidak pernah pegang al-
Quran lagi,maklum sebagai wanita kari saya sibuk membantu ibu bekerja di rumah
hehehehe
Pada hari tes ujian baca Al-Quran
,hari itu abang saya tidak bisa mengantarkan saya, Saya bingung lagi mau pergi
gimana,, kereta pun saya tak punya,saat itu saya buka kontak hp dan saya
mencaari nomor hp yang bernama my honey,,,,hehehehehe,saya minta bantu sama dia
untuk mengantar saya ke kampus, Sebenarnya sih,kalau dia ngga mau ngga papa
juga sich,lagian saya tidak terlal suka untuk jalan bareng sama cowok,apa lagi
saya lulusan dari pesantren ,apa kata tetangga nantinya,tapi apa bole buat yaa,
kalo saya ngga pergi sama dia ngga ada jalan lain, . Dan dia juga bersedia
mengantarkan saya ke kampus,, persaan saya pun lega ,,,,
Saat tiba disana ,saya merasa seakan
sedang berada di sebuah acara pameran ,segitu banyaknya orang yang mengantri
untuk mengitkuti tes tersebut, saya menunggu selam 4 jam ,mulai dari jam 8 saya
tiba di kampus ,saya baru di panggil jam 12, cowok saya pun sudah merepet
menunngu saya ,saya pun tidak mau mendengar ocehannya saya menyurunya untuk
pulang duluan, dan saya akan pulang dengan kawan saya yang saatu kampung dengan
saya itu,kebetulanpun dia mengajak saya untuk pulang bareng
Seetelah ujian itu saya di haruskan
membayar SPP pertama ,dan membayar uang akomodasi, secara keseluruhan saya
hitung-hitung saya harus mengeluarkan
biaya sekitar 1,5jt , jumblah itu sangat terasa berat kalau saya minta sama
orang tua sayaa,saya melaporkannya sama abang saya, kebetulan abang saya pun
punya simpan, dan akhirnya saya pun bisa kuliah
Setelah membayar semua itu , adalagi
yang namanya OPAK,apa itu ? saya tidak pernah mendengarnta ,itupun saya
mendengar dari bibir teman saya,bahwa peserta-peserta yang sudah lulus harus
mengikutu OPAK. Padahal saya sudah senag banget dengan kelulusan tapi ada lagi
hal yang membuat saya susah dan frustrasi apa lagi saat OPAK itu kami harus
membaya perlengkapan yang ngga jelas ,bayangkan saja ,di situ kami harus bawak
karung yang di jadikan sebagai tas, tudung sebagai topi ,dasi hitam , seragam
putih,rok hitam ,pitah,, aduh ,,,, semua ini hampir membuat saya tidak ingin
kuliah,,, tapi berkat dorongan dari keluarga saya,saya tetap semangat dan
segera melengkapi perlengkapan tersebut ,semua orang di keluarga saya saat itu
sibuk saat harus mencari perlengkapan opak untuk saya ,sedih banget saat
melihat usaha mereka untuk saya,saya buakn hanya di biayai ,tapi say di bantu
abis-abisan oleh keluaga saya ,mereka seakan tidak peduli apapun ,mereka hanya
tau ,kalau saya ini harus tetap kuliah apapun cara nya, di situ saya berjanji
di hati saya kalau saya kuliah nanti saya tidak akan menyianyiakan nya,dan saya
akan buat keluaga saya bangga
Hari OPAK pun tiba, opak di mulai
jam 7 tapi saya jam 7 kurang 15 sudah ada di kampus bagai mana tidak dengan
jarak matangkuli ke buket rata itu memutukan waktu 30 menit, saat itu saya
berangkat dari rumah jam 6 ,mungkin itu hal biasa bagi saya,karna pengalaman
saya saat di pesantren itu ,saya bahkan bangun jam 4 pagi, saya tidak perlu
bingung lagi sama perlengkapannya karna saya sudah menyiapkannya pada malam
hari, Tapi banyak peserta, yang terlambat mereka di hukum oleh kakak-kakak
MENWA , sunggung kasihan melihat mereka di hukum seperti itu,apa lagi mereka di
bentak-bentak ,bahkan ada yang menangis dan di suruh pulang, saya sangat takut
waktu itu,dan saya tidak bisa membayangkan ,bagaimana kalau saya yang ada di
posisi itu, untung saja saya tidak terlambat,
Dan saat acara di mulai kami semua
yang sudh hadir di kumpulkan di bawah tenda dan menghadap ke sebuah panggung
yang di situ ada abang-abang leting dan dosen-dosen yang memberi pencerahan dan
pengenalan terhadap kampus, kami di suruh meringkas sema yang di bicarakan oleh
pemateri di depan,. Semua berjalan tertib, kami juga tidak di perblehkan
berbicara di dalam kelompok. Ada seorang peserta yang di hukum karna dia
berbicara di dalam kelompok , dia di hukum di surus naik atas panggung dan di
suruh berpidato, tapi dia ngga mau ,hingga dia di suruh push up di atas
panggung, saya bisa bayangkan gimana rasanya kalau saya ada di posisi dia, mungkin
saya sudah dari tadi nangis dan minta pulang apa lagi di tambah dengan bentakan
dari kaka menwa, kami merasa seakan kami berada di jaman masa lalu ketika
konflik,tapi saya yakin inin merupakan sebuah ujian untuk memperkuat mental dan
kesriusan kami sekolah di stain ,
Setelah beberapa pemateri
menjelaskan pemaparannya, hingga tiba jam makan siang, saat itu kami di surung
buat barisan untuk shalat zuhur di masjid ,saya belum pernah merasakan hal
seperti ini sebelum nya,sunnguh sanagt menyedikan,,, tapi saya masih tetap
bertahan ,karna masih ada 2 hari lagi sebelum acara OPAK ini berakhir. Setelah
kami shalat kami di arahkan untuk kembali ketenda barisan pun di buat agar kami
tetap tertib , sampai di tenda kami di beri makan siang ,kami di suruh makan di
atas lantai yang beralaskan karung yang kami bawah ,sungga saya tidak mau
mengulang hal ini lai kalo memang sekarang saya harus mengikutu OPAK yang ke 2
Kami di pulankan jam 5 ,dan saat itu
kami di beri tugas lagi yaitu dengan membawa kentang,cabe,ketumbar, apa laah
itu sungguh buat semua ini teras bosan ,apalagi saya harus pulang sore-sore ,
di situ saya harus mencari semua tugas itu malam hari, saya merepet sendiri
dalam hati ke pada kaka-kaka panitia yang menyuruh tugas ini sampai di
rumah,tidak tunggu lama lagi saya harus mencari semua perlengkapan itu ,apa
lagi yang di suruh cari itu sayur, ngga mungkin banget ada orang jualan sayur
pada malam hari,di rumah saya pun ngga ada persediaan iu, hampir frustasi
lagi,,,,, jadi hingga akhirnya saya pergi ke rumah kawan saya dan kebetulan
banget dia ada persdiaan lebih, senang banget rasa nya,kewajiban saya sudah
terpenuhi
Dan keesokan harinya saya pun agak
terlambat, di karnakan saat prjalanan kreta yang saya tumpangi dengan abang
saya itu bocor, abang saya mendorong kreta itu sendirian saya mengikuti a dari
belakang dengan penampilan seprti orang gila,apa lahi saya harus berjalan di
pinggiran jalan raya yang banyak di lintasi orang-orang yang mau ke kampu,
sungguh sesuatu kenangan yang memalukam
Pada saat saya dan abang saya
mendorong kreta tersebut, beruntung sekali ada peserta opak yang saya tidak
kenal ,tapi dia menghampiri saya dan mengajak perhi bareng,mungkin dia kenal
sama saya, sebenarnya saya tidak tega meninggalkan abang saya yang mendorong
kreta sendirian , tapi apa bole buat saya harus cepat tiba di kampus, saya langsun pamitan sama abang saya ,dan
saya ikut bareng sama kawan saya, saya menoleh kebelakang melihat abang saya
yang mendorong kreta sendiriian, sedih banget saat pengorbanan seorang abang
untuk kita,di situ tekad saya makit bertambah untuk kuliah dengan serius
Tiba di kampus kami sudah terlambat
15 menit saya dan teman saya itu langsung bergegas cepat-cepat ,tapi sayang
kaka menwa yang menjaga di pinti gerbang menghadangkami, berdua dan di
kumpulkan dengan kawan kawan yang terlambat di sana,
Di situ kami di periksa pelengkapan
,tapi anehnya kaka menwa itu masih tetap mengkum dan memarahi ,walaupun ada
yang sudah lengkap membawa perlengkapannya, giliran saya di periksa
perlengkapannya pun tiba, deg-degan banget saat tas karung saya itu di geledah,
saya memperhatikan tangan menwa tersebut, dan seakan jantung saya terhenti saat
menwa tersebut memegang cabe yang saya bawa. Memang sich cabe yag say bawak itu
agak kecil,tapikan yang di suruh bawak cabe,ngga di bilang besar kecilnya,di
situ saya di marahi dan di bentak-bentak,sampai-sampai saya mengeluarkan aor
mata,bagai mana tidak,saya di rumah,tidak pernah di marahi seperti itu,
Tertanam dendam di hati saya sama kaka menwa itu, dan saya pun berencana
melaporkan sama abang saya untuk memberi pelajaran terhadap menwa yang telah
memarahi saya , mungkin badan abang saya lebih besar dari kaka menwa ini, tapi
saya ingat pesan guru saya kalau rasa dendam itu tidak boleh ada dalam hati
seorang muslim,
Kami di hukum di suruh jalan
kodok,macam-macam lah pokok nya ,hukuman yang membuat kami menderita,kami baru
di bolehkan saat jam zuhur ,di situ saat merasa tenag karna kaka menwatidak ada
lagi di hadapan saya,tapi masih ada satu hari lagi
Dan seperti sehari sebelumnya kami
di pulangkan kjam 5 sore ,dan juga kami di beri tugas untuk besok,tapi berbeda
dengan hari sebelumnya, perlengkapan kali ini lebih banyak dan menurutsaya
lebih susah di dapakan ,kami di suruh bawak buah langsat ,rambutan dan teh
botol , saya pun di jemput oleh abang saya, mengingat pengalamn kemaren, saya
langsung mencari apa yang di perintakhakan leh kaka panitia, saat itu saya
langsung mencari semua perlengkapan nya,an akhirnya saya mendapatkan semua itu , saya tiba di rumah jam 9 malam, lelah banget
rasanya sampai malam itu saya tida sempat mengganti baju,langsung saya
merebahkan tubuh di atass kasur,dan saya pun langsung molor
Pagi itu saya tiba awa,karna saya
tidak mau kejadian seperti di hari sebelumnya terulang ,saya sampai di kampus
jam 7.20 ,di situ saya menunggu acara di mula. Saat acara di mulai perlengkapan
kami di kumpulkan di atas panggung,perlengkapan kami hari ini bole di bilab
banyak yan bisa di makan, saat semua sudah terkumpul kami di sruh kembali ke
barisan lagi,dan di situ kaka panitia
pun mengambil buahan2 itun dan menyantapnya di depan kami semua. Sunggi bagai
teriris hati ini,saat kita dengan susah payah mencari perlengkapan itu ,tapi
panitia dengan mudahnya mengambil barang bawaan kami
Hari itu tidak seperti biasanya ,di
situ ada sebuahnkejadian yag membuat kami takut dan deg-degan ,di saat kaka
panitia membuat drama perkelahian yang di sebabkan oleh seorang peserta,mereka
juga membuat adegan perklahian ,saya sungguh terkejut dan takut melihat semua
itu, saya menangis karna ketakutan ,tapi
ada ujung drama di situ ada sebuah kejutan yang mebuat kami terharu, saya
merasa lemas setelah tau kalau mereka hanya berakting di depan kami.
Di hari itu kami dapat kebahgiaan
saat bisa bersalman dengan kaka panitia dan kaka menwa ,di hari sebelumnya
wajah-wajah kaka menwa dan kaka panitia keliatan seram,tapi di hari itu semua
sudah ramah tamah, bahkan kami bisa bercanda dan minta foro bareng sama
kaka-kaka menwa. Saya hari itu baru sampek rumah jam 8 malam ,saya sangat bahagia
bisa mendapatkan pengalaman seperti itu, apa lagi saya juga mendapat banyak
kawan-kawan baru saat mengikuti opak
Saat masuk kuliah di hari pertama
pun saya sudah kenal banyak temen, dan juga di hari itulah saya memulai
perjuangan saya menuntut ilmu di STAIN Malikussaleh yang saya cintai ,saya
berjanji saya akan sukses dan akan berusaha keras untuk membahagiakan keluarga
saya yang sudah berjuang untuk saya bisa kuliah
Sekian cerita saya ,sedikit
pengalaman tentang diri saya,semoga kalian bisa mengambil yg baik-baik nya
dalam pengamalan saya
waasssalaammm
Subscribe to:
Posts (Atom)