Keutamaan
sabar
Assalamu'alaikum
Wr. Wb
alhamdulillah ,alhamdulillahirabbil a’lamin,wassalatu wassalamu a’la asrafil
ambiai wal mursalin,wa ala alihi wasah bihi ajma’in,amma bakdu
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati
Pertama kali, marilah kita memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada
Allah SWT. Karena Dia telah memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar
yaitu umur yang panjang, kesehatan yang baik, dan kesempatan yang luang
sehingga kita semua bisa menghadiri acara ...........................
Tanpa ijin dari Allah tak mungkin kita bisa hadir dan bermuwajahah di tempat
ini.
Kedua kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap di limpahkan Allah
kepada panutan kita semua, yakni Rasulullah saw, berikut para keluarganya, para
sahabatnya, para ulama-ulama dan segenap pengikutnya, umat Islam
sekalian. Amin
Para Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian.
Seorang muslim harus memiliki ahlak kenabian, yaitu akhlakul karimah. Selama
kita tidak mempunyai budi pekerti yang baik, maka belumlah dikatakan beriman.
Salah satu dari sekian banyak akhlakul karimah adalah sabar. Karena sabar
adalah ciri orang yang mukmin.
Sabar merupakan kekuatan dan daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan
kewajiban. Di samping itu, sabar adalah suatu kekuatan yang mampu menghalangi
seseorang dalam melakukan kemaksiatan.
Rasulullah saw. bersabda, "Sabar adalah cahaya," artinya bahwa
kesabaran itu merupakan hidayah yang datang dari Allah. Yakni sebuah penerang
yang membimbing seseorang untuk dapat mengenal Tuhan dan rasulNya, serta
mengetahui maupun mengamalkan ajaran-ajaranNya, perintah-perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya. Oleh karena itu seseorang yang tetap tegak bertahan
sehingga dapat menundukan dorongan hawa nafsu secara terus menerus, maka ia
termasuk orang yang sabar.
Sayidina Ali bin Abu Thaiib pernah berpesan, "Seseorang tidak boleh takut
kecuali kepada dosanya, tidak boleh berharap kecuali kepada Tuhannya. Jika
belajar tidak boleh malu seandainya ia tidak tahu. Tidak boleh malu menyatakan
"aku tidak bisa". Dan ketahuilah bahwa sabar dalam menghadapi segala
masalah seperti kepala di badan, lalu jika kepala itu terlepas dari badannya,
maka rusaklah badan tersebut. Demikian juga jika sabar lepas dari suatu urusan,
maka rusaklah urusan itu."
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati Allah.
Untuk mengukur sejauh mana kadar keimanan dan kesabaran seseorang, maka Allah
lalu melimpahkan suatu ujian. Hanya saja ujian tersebut ada yang ringan dan ada
yang berat.
Ujian atau cobaan itu adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta benda,
jabatan dan sebagainya. Ada pula dalam bentuk yang tidak menyenangkan, seperti
musibah dan penderitaan. Terhadap ujian itu, baik yang mengandung kenikmatan
atau musibah, maka sifat sabar adalah sesuatu yang dapat menjadikan penawar.
Sabar akan memancarkan sinar yang memelihara seseorang sehingga ia tidak jatuh
kepada kekufuran. Sebab banyak kasus, orang yang ditimpa musibah kemudian
imannya menjadi lemah lalu kufur (murtad). Karena itulah, sebagai seorang
muslim kita wajib meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan dari Allah. Marilah
kita hadapi semua itu dengan tenang dan sabar. Dalam masalah ini, menyadari
bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Rahman akan dapat menumbuhkan sifat sabar di
dalam hati. Tanamkan suatu keyakinan bahwa Allah yang memberi ujian kepada kita
dan Allah juga yang memberi Rahmat. Setiap kesulitan dan cobaan hidup, apapun
bentuknya, adalah datang dari Allah. Sekali-kali manusia tidak dapat menolak
dan tidak pula dapat memaksa agar Allah memberi rahmatNya.
Para hadirin rahimakumullah.
Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa Allah berfirman:
قُلْ مَنْ
ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ
بِكُمْ رَحْمَةً وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا
نَصِيرًا
Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika
Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong
selain Allah. (Al-Ahzab ayat 17)
Orang yang mampu belajar dalam menghadapi ujian atau cobaan, maka derajat
kemuliaanya akan ditinggikan oleh Allah. Sabar yang dimaksudkan ialah bertahan
pada iman dan tidak mengeluh dalam merasakan cobaan yang tidak menyenangkan
itu.
Diriwayatkan bahwa seorang sahabat bernama Khabab sedang menghadapi cobaan. Ia
mendatangi Rasulullah, yang ketika itu duduk bersandar surban di bawah naungan
Ka'bah. Kepada Rasulullah. Khabab mengeluh dan menceritakan tentang hidupnya
yang selalu menderita. Bertubi-tubi musibah telah menimpanya.
Katanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasul, doakanlah agar Allah menolong
kami sehingga kami terlepas dari ujian hidup!"
Rasulullah menjawab, "Perlu engkau ketahui wahai Khabab, bahwa dijaman
dahulu, yaitu jamannya umat sebelum kita, terkadang mereka disiksa dengan cara
tubuhnya ditanam di dalam liang atau dibelah dengan gergaji. Meskipun demikian,
mereka tetap memegang teguh agamanya dan tidak merubah pendiriannya
sedikitpun."
Rasulullah saw. kemudian mengemukakan firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji´uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Al-Baqarah Ayat: 155 - 157)
Jika cobaan atau ujian hidup dihadapi dengan sabar, ikhlas, tidak berkeluh
kesah, tetapi berikhtiar mencari jalan pemecahannya secara baik, maka Allah
pasti memudahkan bagi kita dalam urusan ini. Disamping dapat memcahkan masalah
yang kita hadapi, tentu Allah akan memudahkan bagi kita terhadap masalah hisab.
Allah akan memberi pahala, memberkati kehidupan sehingga timbangan amal pahala
kita lebih berat dibanding dengan dosa kita. Jadi jika seseorang itu mampu
menghadapi ujian dengan sabar dan ikhlas, maka ia termasuk orang yang tulus
dalam menempuh ujian itu. Jika tidak sabar, berarti ia gagal dan masuk dalam
golongan orang yang berputus asa.
Para hadirin rahimakumullah,
Banyak orang beranggapan bahwa kesabaran itu berarti merendahkan diri dan
menyerahkan kepada keadaan begitu saja. Kesabaran berarti membiarkan diri
hanyut dalam kondisi atau menghentikan usaha tanpa berusaha mencari jalan
keluarnya, tanpa mau memperbaiki dan melakukan usaha.
Sebenarnya anggapan seperti itu tidaklah benar. Sabar yang dimaksud oleh agama
adalah Ikhlas dalam menghadapi cobaan atau ujian dengan cara baik, berusaha
mencari jalan keluar yaitu ihktiar, dan tetap bertahan untuk teguh dalam iman
serta tidak berkurang amal shalih yang dijalankan.
Demikianlah akhlakul karimah berupa kesabaran yang harus kita tanamkan dalam
jiwa ini. Agar kita melatihnya setiap saat dalam pergaulan sehari-hari. Jika
kita menjadi orang yang sabar, Insya Allah akan disukai orang lain di
tengah-tengah masyarakat.
Demikianlah pidato singkat yang bisa
saya sampaikan dalam kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu karena
khilaf dan kebodohan ilmu saya. Mohon maaf atas segala kekuarangnya.
Bilahit taufiq wal hidayah. wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu